Penelitian Evaluasi dan
Penelitian Historis
1.
Penelitian
Evaluasi
A.
Pengertian
Penelitian Evaluasi
Penelitian evaluasi
yang menunjukkan jenis penelitian dapat diterapkan pada objek-objek jika ingin
mengetahui kualitas dari suatu kebijakan (Suharsimi, 2010: 36). Dalam dunia
pendidikan, penelitian evaluasi lebih sering disebut dengan Evaluasi. Evaluasi
adalah sebuah kegiatan pengumpulan data atau informasi, untuk dibandingkan
dengan kriteria, kemudian ditarik sebuah kesimpulan. Kesimpulan inilah yang
disebut dengan evaluasi. Sebagai evaluasi berarti hal ini merupakan bagian dari
proses pembuatan keputusan, yaitu untuk membandingkan suatu kejadian, kegiatan
dan produk dengan standar yang telah ditetapkan (Sugiono, 2011: 9).
Menurut Craig and
Charles, evaluation research is done to
determine the relative merits of various products and approaches used in
education (Craig and Charles, 2005: 260). Sementara itu, Joseph and Russell
menyatakan bahwa “Evaluation research is
educational research that is conducted to investigate educational programs (e.g
federal and state initiatives, school-based professional development programs,
etc)” (Joseph and Russel, 2012: 146). Dilihat dari tujuannya, yaitu bahwa pelaksana ingin mengetahui kondisi
sesuatu maka evaluasi dapat dikatakan salah satu bentuk penelitian yaitu
penelitian evaluatif, oleh karena itu dalam
evaluasi pelaksana berfikir dan menentukan langkah sebagaimana
melaksanakan penelitian (Suharsimi Arikunto : 2009).
B.
Contoh
Penelitian Evaluasi
1. Studi
Kelayakan Implementasi Kebijakan Proporsi Peserta Didik
SMK:
SMA sebesar 67: 33 (Endang, 10)
2.
Seorang pegawai yang
mengikuti kuliah minggu mengevaluasi kinerja kuliah, cepat atau tidak. Suatu
Kegiatan Kuliah tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: a. Diri
Mahasiswa yang bersangkutan, b. Dosen yang mengajar, c. pengelolaan perguruan
tinggi yang mengatur perkuliahan, d. sarana pendukung yang dimiliki mahasiswa
sendiri, e. Materi perkuliahan, f. Lingkungan tempat perkuliahan, g. Lingkungan
tempat kerja, dan keluarga – suami, isteri dan anak di rumah. (Sugiono, 2011: 36)
3.
Evaluasi
implemetasi tilang kendaraan
bermotor oleh kepolisisan resort kota
(Polresta) dalam rangka ketertiban dan keamanan berlalu lintas di kota Jogja
C.
Langkah-Langkah
Penelitian evaluasi
Dalam Meredith, Joyce dan Walter (2007: 560) disebut beberapa langkah yang
harus ditempuh dalam penelitian evaluasi diantaranya :
1.
Clarifying
the reason for an evaluation ( Menjelaskan alasan untuk melakukan evaluasi )
Studi evaluasi dapat diprakarsai oleh ketertarikan
personal evaluator atau pesanan dari seseorang atau agen tertentu, atau
kedua-duanya.
2.
Selecting an evaluation model (Menyeleksi model
evaluasi yang sesuai)
Model
evaluasi adalah model desain yang dibuat oleh ahli-ahli atau pakar-pakar
evaluasi yang biasanya dinamakan sama dengan
pembuatnya atau tahap pembuatannya.
Beberapa model-model evaluasi diantaranya,
a) Model
evaluasi CIPP
Stufflebean (Faridah,
2008) adalah ahli yang mengusulkan pendekatan yang beroerientasi pada pemegang
keputusan untuk menolong administrator membuat keputusan.
b) Model
UCLA
Model UCLA dikemukan oleh Alkin
(1969) yang mengemukakan lima macam evaluasi yaitu 1) Sistem Assessment, 2) Program Planning, 3) Program
Implementation, 4) Program Improvement, dan 5) Program certification.
c) Model
Brinkerhoff.
Menurut
Brinkerhoff (1983), menemukakan tiga golongan evaluasi: 1) Fixed vs Emergent
Evaluation Design, 2) Formatif vs Sumatif Evaluation, dan 3) Experimental atau
quasi eksperimental Design vs Natural/Unobtusivase Inquiry.
d) Model
Stake atau model Countenance.
Stake
(1967), analisis proses evaluasi yang dikemukakannya membawa dampak yang cukup
besar dalam bidang ini dan meletakkan dasar yang sederhana namun merupakan
konsep yang cukup kuat untuk perkembangan yang lebih jauh dalam bidang
evaluasi.
3.
Identifying Stakeholders ( Mengidentifikasi Stakeholder)
Identifikasi tingkat kepentingan stakeholder yang akan
dipengaruhioleh studi evaluasi. Mengabaikan beberapa diantara mereka bisa
mengakibatkan konsekuensi politik yang serius.
4.
Deciding
what is to be evaluated ( Memutuskan apa yang akan
dievaluasi )
Gambarkan semua
kemungkinan aspek program yang dapat dievaluasi sebagai langkah dalam
menentukan aspek-aspek tertentu yang akan menjadi focus evaluasi (program delineation). Aspek-aspek ini
dapat dikelompokkan menjadi: Program
goals, resources and prosedures, program management, and program outcomes.
5.
Identifying
evaluation question (Mengidentifikasi pertanyaan)
Dalam mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan evaluasi,
Lee Cronbach membedakannya menjadi dua fase. (1) fase divergen dan (2) fase
konvergen.
6.
Developing
an evaluation design and
t ime line ( Mengembangkan desain dan
timeline )
Banyak studi evaluasi yang memiliki keserupaan dengan
studipenelitian dalam hal desain, eksekusi, dan pelaporannya. Jadi,
setiapprosedur penelitian yang telah dijelaskan dalam bab-bab
sebelumnya(kelompok-kelompok sebelumnya) dapat dimasukkan ke dalam desainsebuah
studi evaluasi.
7.
Collecting and
Analyzing evaluation data ( Mengumpulkan dan menganalisis data)
Pengumpulan dan analisis data, untuk pengumpulan data
dibutuhkanadanya instrumen evaluasi. Instrumen ini dapat berupa tes atau non
tes yang sudah diuji validitas dan reabilitasnya. Analisis data dapat
berupaanalisis kuantitatif maupun analisis data kualitatif.
8.
Reporting
Evaluation results (Melaporkan hasil evaluasi)
Hasil dilaporkan disesuaikan tingkat kepentingan stakeholder.
2.
Penelitian
Sejarah
A.
Pengertian
Penelitian Sejarah
Menurut
Jack (2011) “Historical research is
systematic collection and evaluation of
data to describe, explain, and thereby understand actions or events that
occured sometime in the past.” (Jack,
2011: 535). Dapat dikatakan bahwa penelitian sejarah adalah suatu proses
menyelidiki suatu kejadian masa lalu untuk menghasilkan gambaran dan
interpretasi yang tepat dari kejadian tersebut.
Tujuan
penelitian sejarah adalah untuk memahami masa lalu, dan mencoba memahami masa
kini atas dasar persitiwa atau perkembangan di masa lampau (Jhon W. Best, 1977
: 342).
B.
Langkah
– Langkah Penelitian Sejarah
1. Heuristik.
Heuristik adalah langkah awal dalam
melakukan penelitian sejarah, langkah ini dilakukan untuk mencari dan
mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk peelitian. Data penelitian terdiri
dari dua yaitu:
a. Data
Primer
Primary
sources are firsthand accounts of the event or experiene under study.
(Wiersma,1986 : 220). Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat diartikan bahwa sumber primer merupakan sumber asli yang diperoleh dari para pelaku sejarah
dan saksi sejarah.
b. Data
Sekunder
Secondary
sources are acount at least one step removed from the event or experience (Wiersma,
1986 : 220). Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat diartikan Sumber sekuder merupakan informasi atau keterangan yang diperoleh dari perantara,
tetapi tidak memiliki hubungan secara langsung terhadap terjadinya peristiwa
sejarah
2. Kritik
Kritik dilakukan untuk menilai atau mengoreksi sumber data yang telah dikumpulkan. Kritik sumber sejarah meliputi kritik intern dan kritik ekstern.
Kritik dilakukan untuk menilai atau mengoreksi sumber data yang telah dikumpulkan. Kritik sumber sejarah meliputi kritik intern dan kritik ekstern.
a. Kritik
ekstern
“External
criticsm is concerned with establishing the authenticity or genuineness of data”
(Cohen and Manion, 1980 : 41). Kritik ekstern di dalam penelitian sejarah
umumnya menyangkut keaslian atau keautentikan bahan yang digunakan dalam
pembuatan sumber sejarah, seperti prasasti, dokumen, dan naskah.
b. Kritik
Intern
“Internal
criticsm in historical research evaluates the meaning, accuracy, and
trustworthitness of the content of the document”
(weirsma, 1986 : 224). Kritik Intern merupakan penilaian keakuratan terhadap
materi sumber sejarah itu sendiri. Di dalam proses analisis terhadap suatu dokumen,
sejarawan harus selalu memikirkan unsur-unsur yang relevan di dalam dokumen itu
sendiri secara menyeluruh.
Dengan demikian kritik
intern maupun kritik
ekstern merupakan bagian penting dalam
proses penelitian sejarah,
sehingga
dari proses kritik tersebut dapat diperoleh keaslian
dan kebenaran terhadap
sumber sejarah baik yang
berhubungan dengan
isi atau materi
maupun bahan yang digunakannya.
3. Interpretasi
Interfretasi adalah menafsirkan
fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut hingga menjadi satu kesatuan yang
harmonis dan masuk akal. Dari berbagi fakta yang ada kemudian disusun agar
mempunyai bentuk dan struktur.
4. Historiografi
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, historiografi adalah penulisan sejarah. Setelah melakukan penafsiran
terhadap data-data yang ada, peneliti harus sadar bahwa tulisan itu bukan hanya
sekedar untuk kepentingan dirinya, tetapi juga untuk dibaca orang lain. Oleh
karena irtu perlu dipertimbangkan struktur dan gaya bahasa penulisannya.
C.
Contoh
Penelitian Sejarah dalam Pendidikan
Judul : Penelusuran Kerajaan
Amanuban Tengah
Rumusan Masalah
: Apakah Kerajaan Amanuban Tengah merupakan kerajaan asli Nusa Tenggara Timur?
Langkah-Langkah Penelitian.
1. Heuristik
Langkah pertama yaitu mengumpulkan
data, baik data primer seperti dokumen-dokumen kerajaan, prasasti kerajaan, dan
peninggalan kerajaan Amanuban Tengah, maupun data sekunder seperti dengan
mewawancarai keturunan kerajaan dan juga tokoh masyarakat yang mengetahui
sejarah kerajaan Amanuban Tengah.
2. Kritik
Setelah
data terkumpul, langkah berikutnya adalah melakukan kritik atau verivikasi
terhadap data yang telah dikumpulkan. Kritik ini meliputi kritik ekstern dan
intern. Kritik ekstern memeriksa keaslian dari data yang dikumpulkan
sedangkan kritik intern memeriksa
keakuratan data dengan masalah penelitian.
3. Interpretasi
Menafsirkan fakta mengenai kerajaan
Amanuban Tengah dan merangkai fakta-fakta tersebut menjadi satu kesatuan yang
masuk akal, untuk menghindari suatu penafsiran akibat pemikiran yang sempit.
4. Historiografi
Menyusun fakta-fakta kerajaan
Amanuban Tengah dari berbagai sumber yang telah diseleksi dalam sebuah bentuk
penulisan sejarah mengenai kerajaan Amanuban Tengah.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi.
2009. Evaluasi Program Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Best, John W. 1977. Research in
Education. Englewood Cliffs, New Jersey : Prentice-Hall.
Cohen, L., Manion, L. 1980.
Research Methods in Education. Canberra : Croom Helm.
Craig and Charles. 2005.
Introduction to educational research. America : Pearson
Joseph dan Russel. 2012. Research
Methods in Education. Washington: Sage
Meredith, Joyce dan Walter.2007.
Education research. America: RRD
Modul-matematika-penelitian-evaluasi.pdf
diakses 18/09/2015
Mulyatiningsih, Endang. Metode Penelitian
Evaluasi Kebijakan Pendidikan
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Administrasi. Bandung : Alfabeta
Wiersma,
William. 1986. Research Methods in Education : An Introdiction. Boston, CA :
Allyn and Bacon.
No comments:
Post a Comment