Friday, 26 February 2016

TEKNIK SAMPLING

TEKNIK SAMPLING

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Terdapat berbagai teknik sampling yang dapat digunakan dalam penelitian, yang dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Non-Probability Sampling (Sugiyono, 2012).
Pada tugas kali ini, kami akan menjelaskan hasil diskusi kami tentang probability sampling. Berikut penjelasannya:
A.      PROBABILITY SAMPLING
1.    Pengertian
Suatu teknik sampling yang memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Suharsimi, 2002). Pengambilan sampel dimana selalu melibatkan proses pengacakan pada setiap langkah. Probability sampling merupakan suatu metode pemilihan ukuran sampel dari populasi dimana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama dan semua kemungkinan penggabungannya yang diseleksi sebagai sampel juga mempunyai peluang yang sama (Weirsma).
2.    Jenis-Jenis Probability Sampling
a.         Simple Random Sampling
Simple Random Sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2012). Simple Random Sampling dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen yang hanya mengandung satu ciri. Simple Random Sampling dapat dilakukan dengan cara undian, memilih bilangan dari daftar bilangan secara acak, dsb.
Contoh :
Pengambilan sampel dari populasi siswa SMP tanpa memperhatikan kelas dan sebagainya
b.      Systematic Random Sampling
System Random Sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak dan secara sistematik. Startegi ini memilih sampel melalui peluang dan suatu sistem. Sistem yang dimaksud adalah strategi yang direncanakan untuk memilih anggota setelah memulai pemilihan acak. Pengambilan sampel dari nomor subyek dengan jarak yang sama.
Contoh :
Dalam satu populasi terdapat 5000 rumah. Sampel yang akan diambil adalah 250 rumah dengan demikian interval di antara sampel kesatu, kedua, dan seterusnya adalah 25.
c.         Proportionate Stratified Random Sampling
Proportionate Stratified Random Sampling adalah teknik sampling yang digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2012).
Apabila peneliti berpendapat bahwa populasi terbagi atas tingkat-tingkat atau strata, maka pengambilan sampel tidak boleh dilakukan secara random. Adanya strata, tidak boleh diabakan, dan setiap strata harus diwakili sebagai sampel (Suharsimi, 2002). Sebagai contoh suatu organisasi atau perusahaan yang memiliki pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu berstarata. Misalnya jumlah pegawai yang lulus S1=45, S2=30, STM=800, ST=900, SMA=400, SD=300. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut.


d.        Disproportionate Stratified Random Sampling
Disproportionate Stratified Random Sampling adalah teknik sampling yang digunakan bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional (Sugiyono, 2012).
Misalnya pegawai perusahaan X dari divisi produksi mempunyai 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang SMU, 700 orang SMP, maka 3 orang lulusan S3 dan 4 orang lulusan S2 itu diambil semuanya sebagai sampel, karena dua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU dan SMP.
e.         Cluster Random Sampling (Area Sampling)
Cluster Random Sampling merupakan penyeleksian sampel dalam kelompok bukan menyeleksi individu secara terpisah. Teknik ini digunakan apabila di dalam populasi terdapat kelompok-kelompok yang mempunyai ciri sendiri-sendiri. Cluster Random Sampling merupakan teknik sampling daerah yang digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten (Sugiyono, 2012).
Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampel ditetapkan secara bertahap dari wilayah yang luas (negara) sampai ke wilayah terkecil (kabupaten). Setelah terpilih sampel terkecil, kemudian baru dipili sampel secara acak. Misalnya di Indonesia terdapat 34 propinsi, dan sampel akan menggunakan 17 propinsi, maka pengambilan 17 propinsi tersebut dilakukan secara random (acak). Tetapi perlu diingat karena propinsi-propinsi di Indonesia berstrata (tidak sama) maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan Stratified Random Sampling. Propinsi di Indonesia ada yang penduduknya padat, ada yang tidak, ada yang mempunyai hutan yang banyak ada yang tidak, ada yang kaya bahan tambang dan ada yang tidak. Karakteristik semacam ini perlu diperhatikan sehingga pengambilan sampel menurut strata populasi itu dapat ditetapkan.
Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah dan tahap kedua menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga.


Macam-macam Cluster Random Sampling
1)      Single Stage Cluster Sampling
Jika semua anggota cluster menjadi sampel.
2)      Multi Stage Cluster Sampling
Jika suatu cluster terdiri dari cluster-cluster lagi dan sampel diambil dari cluster dibawahnya.

B.     DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Elder, S. (2009). ILO School-to-Work Transition survey: A Methodological Guide. Geneva: International Labour Office.



No comments:

Post a Comment