Saturday, 20 February 2016

“Peranan Guru Pemula dalam Praktek Pembelajaran Di Kelas”

 “Peranan Guru Pemula dalam Praktek Pembelajaran Di Kelas”

Pada tulisan ini, saya menganalisis dari 2 tulisan sebelumnya yaitu jurnal terkait tentang peran seorang guru pemula dalam pembelajaran di kelas. Jurnal tersebut berasal dari ZDM vol 45 issue 3 dengan judul “Understanding the role of the teacher in emerging  classroom practice: searching for pattern of participation” dan “ Theory in practice: mathematics teaching and mathematics teacher education”. Kedua jurnal ini memliki keterkaitan antar isi yaitu tentang peran seorang guru dalam memahamkan siswa terkait dengan matematika. Dalam hal ini guru ditinjau dari 3 aspek yaitu pengetahuan, keyakinan, dan identitas. Aspek pengetahuan dan keyakinan terispirasi oleh konstruktivisme atau pemahaman untuk membangun sesuatu. Karena dalam membangun sesuatu, guru mendapatkan ilmu pengetahuan dan keyakinan.Teori pembelajaran guru tidak dapat dipisahkan dari pengetahuan guru. Semuanya berjalan seiringan antara pembelajaran dan pengetahuan karena pengetahuan yang banyak seorang guru akan lbh mudah dibuat variasi-variasi dalam pembelajaran. Sebaliknya dengan identitas, seorang guru ingin mendapatkan identitas berawal dari lingkungan luar atau sosial. Identitas mengadopsi pendekatan yang lebih sosial karena identitas terkait dengan hubungan manusia dengan manusia yang lain.
Hubungan individu dan sosial selalu menjadi perdebatan dikalangan pelaku pendidikan matematika. Ada yang beranggapan bahwa praktek sosial, teori sosial budaya, konstruvisme semua memberikan kontribusi bagi praktek kelas. (cobb 2007; cobb dan yockel 1996; sfard 1998). Akan tetapi peran dari sosial juga dapat menentukan pola pikir siswa dalam menyelesaikan masalah terkait matematika. Praktek sosial bagi anak memang dibutuhkan karena sejatinya manusia adalah makhluk sosial.

A.    Keyakinan Seorang Guru
Keyakinan guru sangat penting dalam proses pembelajaran di kelas. Terkait tentang keyakinan, keyakinan guru adalah kendala utama perubahan pendidikan. Jika seorang guru memiliki keyakinan, proses pembelajaran atau proses pendidikan akan berubah menjadi lebih baik. Keyakinan guru sangat berpengaruh signifikan terhadap proses belajar mengajar. Dalam memunculkan keyakinan seorang guru itu dimulai dari pengetahuan disertai juga dengan pengalaman sehingga banyak orang memahami keyakinan adalah sebuah pengalaman. Akan tetapi faktor dari keyakinan seorang guru tidak hanya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman, akan tetapi keyakinan guru juga didasarkan dari faktor lingkungan juga. Faktor lingkungan meliputi keyakinan siwa, kebijakan sekolah, serta motivasi orang tua siswa. Keyakinan guru tidak dapat mengubah keyakinan seorang siswa, akan tetapi keyakinan seorang siswa dapat mengubah keyakinan seorang guru. Kebijakan sekolah serta motivasi orang tua itu juga merupakan faktor pembentuk keyakinan guru dalam pembelajaran matematika.

B.     Guru Pemula vs Guru Senior
Seorang guru yang baru mengajar selama 1 tahun dengan guru yang mengajar selama 15 tahun akan memiliki perbedaan dalam pengajaran di dalam kelas. Guru senior memiliki banyak pengalaman sehingga penanganan kelas lebih cepat. Berbeda dengan guru pemula, memunculkan diskusi dalam kelas itu sangat sulit. Dalam memunculkan diskusi dalam kelas, seorang guru harus menguasai kemampuan kontekstual serta memahami konsep sehingga siswa dapat membayangkan masalah yang dijadikan bahan diskusi kelas.

C.    Masalah yang Dihadapi Guru Pemula
Permasalahan yang dihadapi seorang guru dalam pembelajaran matematika di kelas tidaklah mudah. Guru di dalam kelas dihadapkan dengan masalah terkait kepastian pengetahuan matematika dan ketidakpastian pengetahuan tentang pedagogi. Sehingga guru harus bisa memiliki skill antara 2 hal itu tadi. Terlebih lagi masalah untuk guru yang masih baru atau pemula. Dari ke tiga aspek yaitu pengetahuan, keyakinan, dan identitas, guru pemula baru memasuki 2 aspek yaitu pengetahuan dan identitas. Guru pemula harus mengkonstruk pengetahuan terkait disiplin matematika yang akan diajarkan ke siswa dan membangun identitas baik terhadap siswanya. Berbeda dengan guru senior, guru senior sudah memiliki pengetahuan yang luas terkait tentang pembelajaran matematika dan identitas dirinya kemudian diharapkan guru senior memiliki keyakinan seorang guru. Keyakinan ini dimudah dibentuk oleh guru. Keyakinan dibentuk atas dasar pengalaman dan pengetahuan sehingga guru yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang banyak pasti guru memiliki keyakinan yang lebih terhadap pembelajaran matematika. Keyakinan guru sangat berpengaruh signifikan terhadap proses belajar mengajar. Banyak pelaku pendidikan beranggapan bahwa keyakinan dipaahami sebagai pengalaman.
Dalam pembelajaran matematika guru saat ini jarang menggunakan kegiatan langsung atau praktek. Perlunya guru meningkatkan praktek supaya siswa dapat menciptakan keyakinannya sendiri terhadap pembelajaran matematika berdasarkan pengalaman langsung dan pengetahuannya. Keyakinan guru itu tidak dapat mengubah keyakinan siswa kecuali dengan menggunakan praktek secara langsung dapat mengubah keyakinan dalam bermatematika mereka. Sehingga sangat pentingnya praktek untuk siswa karena dengan praktek dapat memunculkan pengalaman dan pengetahuan kemudian menjadi keyakinan.
Permasalahan lain yang cukup rumit buat seorang guru yang pemula adalah mengaitkan antara masalah realistik ke dalam disiplin matematika untuk mengubah pola pikir anak ke arah yang lebih baik dalam mencapai tujuan memahami konsep matematika. Masalah ini akan sangat sulit untuk guru pemula karena guru pemula baru dalam zona mengkonstruk pengetahuannya sedangkan siswa diharapkan untuk mengetahui konsep matematika dilihat dari sifat kebermaknaannya. Permasalahan selanjutnya untuk guru pemula adalah memunculkan diskusi siswa dalam kelas sangat susah karena guru harus menguasai pengetahuan terkait masalah konseptual dan metodologinya. Karena jika guru tidak menguasai konsep dan materi, guru akan susah memunculkan atau menguasai diskusi antar siswa.

Referensi
Skott, J. (2013). Understanding the role of the teacher in emerging classroom practice: Searching for patterns of participation. ZDM Mathematics Education, 45(4), 547-559. doi: 10.1007/s11858-013-0500-z
Lerman, S. (2013). Theory in prctice: Mathematics teaching and mathematics teacher education. ZDM Mathematics Education, 45(4), 623-631. doi: 10.007/s11858-013-0510-x



No comments:

Post a Comment