“Peranan Guru
Pemula dalam Praktek Pembelajaran Di Kelas”
Pada tulisan ini, saya menganalisis dari
2 tulisan sebelumnya yaitu jurnal terkait tentang peran seorang guru pemula
dalam pembelajaran di kelas. Jurnal tersebut berasal dari ZDM vol 45 issue 3
dengan judul “Understanding the role of the teacher in emerging classroom practice: searching for pattern of
participation” dan “ Theory in practice: mathematics teaching and mathematics
teacher education”. Kedua jurnal ini memliki keterkaitan antar isi yaitu
tentang peran seorang guru dalam memahamkan siswa terkait dengan matematika.
Dalam hal ini guru ditinjau dari 3 aspek yaitu pengetahuan, keyakinan, dan
identitas. Aspek pengetahuan dan keyakinan terispirasi oleh konstruktivisme
atau pemahaman untuk membangun sesuatu. Karena dalam membangun sesuatu, guru
mendapatkan ilmu pengetahuan dan keyakinan.Teori pembelajaran guru tidak dapat
dipisahkan dari pengetahuan guru. Semuanya berjalan seiringan antara
pembelajaran dan pengetahuan karena pengetahuan yang banyak seorang guru akan
lbh mudah dibuat variasi-variasi dalam pembelajaran. Sebaliknya dengan
identitas, seorang guru ingin mendapatkan identitas berawal dari lingkungan
luar atau sosial. Identitas mengadopsi pendekatan yang lebih sosial karena
identitas terkait dengan hubungan manusia dengan manusia yang lain.
Hubungan individu dan sosial selalu
menjadi perdebatan dikalangan pelaku pendidikan matematika. Ada yang
beranggapan bahwa praktek sosial, teori sosial budaya, konstruvisme semua
memberikan kontribusi bagi praktek kelas. (cobb 2007; cobb dan yockel 1996;
sfard 1998). Akan tetapi peran dari sosial juga dapat menentukan pola pikir
siswa dalam menyelesaikan masalah terkait matematika. Praktek sosial bagi anak
memang dibutuhkan karena sejatinya manusia adalah makhluk sosial.
A.
Keyakinan
Seorang Guru
Keyakinan guru sangat penting dalam
proses pembelajaran di kelas. Terkait tentang keyakinan, keyakinan guru adalah
kendala utama perubahan pendidikan. Jika seorang guru memiliki keyakinan,
proses pembelajaran atau proses pendidikan akan berubah menjadi lebih baik.
Keyakinan guru sangat berpengaruh signifikan terhadap proses belajar mengajar.
Dalam memunculkan keyakinan seorang guru itu dimulai dari pengetahuan disertai
juga dengan pengalaman sehingga banyak orang memahami keyakinan adalah sebuah
pengalaman. Akan tetapi faktor dari keyakinan seorang guru tidak hanya
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman, akan tetapi keyakinan guru juga didasarkan
dari faktor lingkungan juga. Faktor lingkungan meliputi keyakinan siwa,
kebijakan sekolah, serta motivasi orang tua siswa. Keyakinan guru tidak dapat
mengubah keyakinan seorang siswa, akan tetapi keyakinan seorang siswa dapat
mengubah keyakinan seorang guru. Kebijakan sekolah serta motivasi orang tua itu
juga merupakan faktor pembentuk keyakinan guru dalam pembelajaran matematika.
B.
Guru
Pemula vs Guru Senior
Seorang guru yang baru mengajar selama 1
tahun dengan guru yang mengajar selama 15 tahun akan memiliki perbedaan dalam
pengajaran di dalam kelas. Guru senior memiliki banyak pengalaman sehingga
penanganan kelas lebih cepat. Berbeda dengan guru pemula, memunculkan diskusi
dalam kelas itu sangat sulit. Dalam memunculkan diskusi dalam kelas, seorang
guru harus menguasai kemampuan kontekstual serta memahami konsep sehingga siswa
dapat membayangkan masalah yang dijadikan bahan diskusi kelas.
C.
Masalah
yang Dihadapi Guru Pemula
Permasalahan yang dihadapi seorang guru
dalam pembelajaran matematika di kelas tidaklah mudah. Guru di dalam kelas
dihadapkan dengan masalah terkait kepastian pengetahuan matematika dan
ketidakpastian pengetahuan tentang pedagogi. Sehingga guru harus bisa memiliki
skill antara 2 hal itu tadi. Terlebih lagi masalah untuk guru yang masih baru
atau pemula. Dari ke tiga aspek yaitu pengetahuan, keyakinan, dan identitas,
guru pemula baru memasuki 2 aspek yaitu pengetahuan dan identitas. Guru pemula
harus mengkonstruk pengetahuan terkait disiplin matematika yang akan diajarkan
ke siswa dan membangun identitas baik terhadap siswanya. Berbeda dengan guru
senior, guru senior sudah memiliki pengetahuan yang luas terkait tentang
pembelajaran matematika dan identitas dirinya kemudian diharapkan guru senior
memiliki keyakinan seorang guru. Keyakinan ini dimudah dibentuk oleh guru.
Keyakinan dibentuk atas dasar pengalaman dan pengetahuan sehingga guru yang
memiliki pengalaman dan pengetahuan yang banyak pasti guru memiliki keyakinan
yang lebih terhadap pembelajaran matematika. Keyakinan guru sangat berpengaruh
signifikan terhadap proses belajar mengajar. Banyak pelaku pendidikan
beranggapan bahwa keyakinan dipaahami sebagai pengalaman.
Dalam pembelajaran matematika guru saat
ini jarang menggunakan kegiatan langsung atau praktek. Perlunya guru meningkatkan
praktek supaya siswa dapat menciptakan keyakinannya sendiri terhadap
pembelajaran matematika berdasarkan pengalaman langsung dan pengetahuannya.
Keyakinan guru itu tidak dapat mengubah keyakinan siswa kecuali dengan
menggunakan praktek secara langsung dapat mengubah keyakinan dalam
bermatematika mereka. Sehingga sangat pentingnya praktek untuk siswa karena
dengan praktek dapat memunculkan pengalaman dan pengetahuan kemudian menjadi
keyakinan.
Permasalahan lain yang cukup rumit buat
seorang guru yang pemula adalah mengaitkan antara masalah realistik ke dalam
disiplin matematika untuk mengubah pola pikir anak ke arah yang lebih baik
dalam mencapai tujuan memahami konsep matematika. Masalah ini akan sangat sulit
untuk guru pemula karena guru pemula baru dalam zona mengkonstruk
pengetahuannya sedangkan siswa diharapkan untuk mengetahui konsep matematika
dilihat dari sifat kebermaknaannya. Permasalahan selanjutnya untuk guru pemula
adalah memunculkan diskusi siswa dalam kelas sangat susah karena guru harus
menguasai pengetahuan terkait masalah konseptual dan metodologinya. Karena jika
guru tidak menguasai konsep dan materi, guru akan susah memunculkan atau
menguasai diskusi antar siswa.
Referensi
Skott, J. (2013). Understanding
the role of the teacher in emerging classroom practice: Searching for patterns
of participation. ZDM Mathematics Education, 45(4), 547-559. doi:
10.1007/s11858-013-0500-z
Lerman, S. (2013). Theory in
prctice: Mathematics teaching and mathematics teacher education. ZDM
Mathematics Education, 45(4), 623-631. doi: 10.007/s11858-013-0510-x
No comments:
Post a Comment