Friday, 26 February 2016

SAMPLING


1.      Pengertian Sampel
Menurut Gay (1976), populasi adalah sekumpulan obyek, orang, atau keadaan yang menjadi perhatian peneliti dan akan digunakan oleh peneliti untuk menggeneralisasikan hasil penelitiannya. Sedangkan menurut Riduwan (2005) populasi penelitian merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Jadi, populasi adalah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan ditaksir (diestimasi). Unit analisis adalah unit yang menjadi tempat untuk mengumpulkan informasi.
Pada umumnya peneliti tidak dapat melakukan pengamatan secara langsung terhadap semua unit atau individu yang ada dalam populasi penelitian. Sebagai gantinya mereka mengambil data dari sebagian populasi yang disebut sampel, dan menggunakannya untuk menyimpulkan keadaan seluruh populasi yang diteliti. Menurut Ferguson (1976), sampel adalah bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi. Sedangkan menurut Wardi Bachtiar, sampel adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya atau sebagai percontohan yang diambil dari populasi. Jadi, sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas ,dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi. Objek atau nilai yang akan diteliti dalam sampel disebut unit sampel. Unit sampel mungkin sama dengan unit analisis, tetapi mungkin juga tidak.
Menurut Teken (dalam Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi) ciri-ciri sampel yang ideal adalah:
a.       Dapat menghasilkan gambaran yang dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti.
b.      Dapat menentukan presisi (precision) dari hasil penelitian dengan menentukan penyimpangan baku  (standar) dari taksiran yang diperoleh.
c.       Sederhana, sehingga mudah dilaksanakan.
d.      Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya yang rendah.

Strategi pengambilan sampel adalah sebuah rencana menguraikan kelompok yang akan disurvei dalam studi penelitian, berapa banyak individu dalam kelompok harus dipilih, dan atas dasar apa bahwa pilihan harus dibuat.
Sampling (teknik pangambilan sampel) menunjuk pada proses pemilihan individu-individu dari sebuah populasi yang akan djadikan sebagai sampel yang akan berpartisipasi di dalam penelitian tersebut. (Fraenkel, 1990:84). Dengan kata lain, sampling adalah suatu teknik atau cara dalam mengambil sampel yang representatif dari populasi.
Seorang peniliti melakukan sampling dengan berbagai macam alasan dan pertimbangan sebagai berikut.
a.       Ukuran populasi (apabila jumlahnya terlalu banyak dan tidak mungkin untuk melakukan sensus).
b.      Memperkecil biaya.
c.       Mempercepat proses.
d.      Memperbesar cakupan.
e.       Meningkatkan ketelitian.
f.       Mengurangi percobaan yang sifatnya merusak/ mengganggu.
g.      Faktor ekonomis.
                                                   
Adapun langkah-langkah pengambilan sampel adalah sebagai berikut.
a.       Menentukan tujuan penelitian.
b.      Menentukan populasi penelitian.
c.       Mementukan jenis data yang diperlukan.
d.      Menentukan teknik sampling.
e.       Menentukan besarnya sampel.
f.       Menentukan unit sampel yang diperlukan.
g.      Memilih sampel.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel adalah bahwa semakin sempit (sedikit) peneliti mendefinisikan (membatasi) populasi semakin efisien dalam waktu dan dana, namun semakin terbatas kemampuan melakukan generalisasi, untuk itu peneliti harus mencari jalan yang efisien dalam waktu dan dana serta kemampuan generalisasi yang lebih luas, dan untuk menghindari kekeliruan pembaca, maka peneliti perlu menggambarkan populasi dan sampel secara rinci, sehingga orang yang membaca hasil penelitian dapat menentukan daya terap (aplicability) penemuan hasil penelitian terhadap situasi yang berbeda.

2.      Ukuran Sampel (Sampel Size) dan Kesalahan Pengambilan Sampel (Sampling Error/Standart Error)

a.       Ukuran Sampel (Sample Size)
Besaran atau ukuran sampel sangat tergantung dari besaran tingkat ketelitian atau kesalahan yang diinginkan peneliti. Namun, dalam hal tingkat kesalahan, acuan umum penelitian sosial memiliki maksimal tingkat kesalahan 5% (0,05). Makin besar tingkat kesalahan, maka makin kecil ukuran sampel. Semakin besar sampel (semakin mendekati populasi), maka semakin kecil peluang kesalahan generalisasi dan sebaliknya, semakin kecil jumlah sampel (menjauhi jumlah populasi), maka semakin besar peluang kesalahan generalisasi.
Ada empat faktor yang mempengaruhi ukuran sampel, yaitu:
1.      Derajat keseragaman populasi (degree of homogenity), semakin tinggi tingkat homogenitas populasi semakin kecil ukuran sampel yang boleh diambil; semakin rendah homogenitas populasi semakin besar ukuran sampel yang harus diambil.
2.      Tingkat presisi yang dikehendaki (level of precisions), makin tinggi tingkat presisi yang dikehendaki, semakin banyak jumlah sampel yang harus diambil.
3.      Banyaknya variabel yang diteliti dan rancangan analisis yang akan digunakan. Semakin banyak variabel yang akan dianalisis, maka semakin besar ukuran sampelnya.
4.      Alasan-alasan peneliti (biaya, waktu, dan tenaga yang tersedia).
(Sangarimbun dan Effendy, 1989).

Ukuran probabilitas (random) sampel dapat ditentukan dengan dua cara, baik oleh kehati-hatian peneliti dan memastikan bahwa sampel mewakili gambaran yang lebih luas dari populasi dengan jumlah minimum kasus atau dengan menggunakan tabel yang, dari rumus matematika, menunjukkan ukuran yang tepat dari sampel acak untuk sejumlah tertentu dari populasi yang lebih luas (Morrison 1993: 117). Contohnya adalah tabel ukuran besarnya sampel dari Krejcie dan Morgan atau tabel Isaac and Michael. Adapun formula untuk menentukan ukuran sampel seperti Formula Slovin.
Berikut ini adalah salah satu tabel ukuran besarnya sampel dari Cohen Manion dan Morrison.

Tabel Cohen Manion dan Morrison (satu tabel dengan tiga penulis) ini cukup menarik. Pertama, penentuan populasi yang diprediksi dalam pengambilan sampelnya hingga 1 juta anggota populasi. Kedua, tabel ini merinci Taraf Keyakinan penelitian dari 90%, 95% dan 99% yang masing-masing taraf memiliki jumlah sampel berbeda. Ketiga, tabel ini pun merinci Interval Keyakinan penelitian (alpha) yaitu dari 0,1, 0,05, hingga 0,01.
Menurut Gay dan Diehl ukuran minimum sampel yang dapat diterima berdasarkan pada desain penelitian yang digunakan adalah:
-          penelitian deskriptif, minimal 10% populasi, untuk populasi yang relative kecil minimal 20%;
-          Penelitian deskriptif korelasional, paling sedikit 30 elemen populasi;
-          Penelitian perbandingan kausal, 30 elemen per kelompok;
-          Metode ex post facto, minimal 15 subyek per kelompok; dan
-          Penelitian eksperimen, minimal 15 elemen per kelompok.

Borg dan Gall (1979: 195) menyatakan bahwa, sebagai aturan umum, ukuran sampel harus besar apabila:
-           Ada banyak variabel
-          Hanya perbedaan kecil atau hubungan kecil yang diharapkan atau diperkirakan
-          Sampel akan dipecah menjadi subkelompok
-          Sampel heterogen dalam hal variabel yang diteliti
-          Ukuran reliabel dari variabel dependen tidak tersedia.

b.      Kesalahan Pengambilan Sampel (Sampling Error)
Secara umum peneliti harus dapat mempreroleh besarnya sampel minimum yang diperlukan agar dapat mempresentasikan populasi secara akurat, namun disadari bahwa sampel bukanlah populasi sehigga kemungkinan melakukan kesalahan dapat saja terjadi. Oleh karena itu peneliti harus memandang hasil dari sampel bukanlah hasil yang pasti, tetapi sebatas estimasi. Kesalahan pengambilan sampel terjadi apabila sampel yang diperoleh tidak/kurang akurat dalam merepresentasikan populasi, masalahnya berapa besar kesalahan sampling yang ditoleransi agar generalisasi dari suatu penelitian sampel dapat diandalkan.
Sebagaimana telah diketahui bahwa besarnya sampel yang diperlukan agar dapat merepresentasikan populasi tidak hanya tergantung pada ukuran besarnya populasi, tetapi juga pada heterogenitas variansi variabel dalam populasi. Semakin besar populasi, semakin besar sampel yang diperlukan, demikian juga semakin heterogen variansi variabel dalam populasi semakin besar sampel yang diperlukan dalam penelitian. Teori pengambilan sampel (Sampling Theory) menyatakan bahwa jika banyak sampel (dengan jumlah tertentu) diambil dari suatu populasi, maka sebagian besar mean sampel akan berada dekat dengan mean populasi, dan hanya sedikit saja yang berada jauh dari mean populasi. Hal ini berarti bahwa jika sampel diambil secara tepat, maka penyimpulan atas sampel akan mendekati (akibat sampling error) penyimpulan atas populasi.
Dari suatu populasi dapat digambarkan suatu distribusi sampel mean (Sampling distribution), dan menurut teorema batas pusat (Central Limit Theorem) mean-mean dari sampel akan berdistribusi normal di seputar mean populasi serta mean dari mean semua sampel  akan sama dengan nilai mean populasi. Namun demikian, kemungkinan melakukan kekeliruan tetap saja ada, dan untuk menghitung/mengetahui kekeliruan tersebut pertama-tama perlu dilihat dulu bagaimana variansi dalam suatu populasi, akan  tetapi karena variansi populasi secara empiris tidak diketahui, maka yang dapat digunakan adalah nilai variansi sampel, adapun ukuran-ukuran untuk mengetahui variansi suatu data penelitian yang biasa dipergunakan adalah Mean Deviasi ( ), Varians,  , dan Standar Deviasi yaitu akar pangkat dua dari Varians.
Sebelum mengetahui nilai kesalahan pengambilan sampel terlebih dahulu perlu diketahui Standard Error, dan ukuran variasi Standard Deviasi merupakan ukuran yang baik untuk mengetahui rata-rata penyimpangan, adapun  rumus perhitungan Standard Error adalah  Standar Deviasi dibagi akar pangkat dua jumlah sampel.
Rumus:  
              dimana:
             SE = standard error
             N = jumlah sampel
            SD = standar deviasi

Standar deviasi yang digunakan dalam rumus tersebut mestinya SD populasi, tapi karena yang diteliti adalah sampel,  maka SD sampel yang dipergunakan dengan asumsi SD sampel sama dengan SD populasi. Standar Error merupakan estimasi terbaik bagi Sampling Error, semakin kecil standar deviasi, dan semakin besar jumlah sampel maka semakin kecil Standard Error, yang berarti semakin kecil sampling error, karena kesalahan penarikan sampel merupakan perkalian antara Standard error  dengan nilai z pada tingkat kepercayaan tertentu ( 95% = 1,96; 99% = 2,58).



Referensi:
-          Cohen, L. Lawrence M. And keith M. (2007). Research methods in education (6th Eds.). Madison Avenue, NY: Routledge.
-          Riduwan. (2005). Belajar mudah penelitian untuk guru-karyawan dan peneliti pemula. Bandung: Alfabeta.
-          Sugiyono. (2007). Statistik untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.
-          Agus Susworo Dwi Marhaendro. Populasi dan Sampel
-          MrPendi. Sumber kesalahan dalam pengambilan sampel. 13 Februari 2008


No comments:

Post a Comment