1.
Pengertian
Sampel
Menurut Gay (1976), populasi adalah sekumpulan
obyek, orang, atau keadaan yang menjadi
perhatian peneliti dan akan digunakan oleh peneliti untuk menggeneralisasikan
hasil penelitiannya. Sedangkan menurut Riduwan (2005) populasi penelitian
merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi
syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Jadi, populasi adalah keseluruhan dari unit
analisis yang ciri-cirinya akan ditaksir (diestimasi). Unit analisis adalah
unit yang menjadi tempat untuk mengumpulkan informasi.
Pada umumnya peneliti
tidak
dapat melakukan pengamatan secara langsung terhadap semua unit atau
individu yang ada dalam
populasi penelitian. Sebagai gantinya mereka mengambil
data dari sebagian
populasi yang disebut sampel, dan menggunakannya untuk menyimpulkan keadaan seluruh populasi yang diteliti. Menurut Ferguson (1976), sampel adalah bagian
kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi. Sedangkan menurut Wardi
Bachtiar, sampel adalah bagian kecil dari
anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili
populasinya atau sebagai percontohan yang diambil dari populasi. Jadi, sampel
adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki
karakteristik tertentu, jelas ,dan lengkap yang dianggap bisa mewakili
populasi. Objek atau nilai yang akan diteliti dalam sampel disebut unit sampel.
Unit sampel mungkin sama dengan unit analisis, tetapi mungkin juga tidak.
Menurut Teken (dalam Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi)
ciri-ciri sampel yang ideal adalah:
a.
Dapat
menghasilkan gambaran yang dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti.
b.
Dapat
menentukan presisi (precision) dari hasil penelitian dengan menentukan penyimpangan
baku (standar) dari taksiran yang diperoleh.
c.
Sederhana,
sehingga mudah dilaksanakan.
d.
Dapat
memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya yang rendah.
Strategi pengambilan
sampel adalah sebuah rencana menguraikan kelompok yang akan disurvei dalam studi
penelitian, berapa banyak individu dalam kelompok harus dipilih, dan atas dasar
apa bahwa pilihan harus dibuat.
Sampling
(teknik pangambilan sampel) menunjuk pada proses pemilihan individu-individu
dari sebuah populasi yang akan djadikan sebagai sampel yang akan berpartisipasi
di dalam penelitian tersebut. (Fraenkel, 1990:84). Dengan kata lain,
sampling adalah suatu teknik atau cara dalam mengambil sampel yang
representatif dari populasi.
Seorang
peniliti melakukan sampling dengan berbagai macam alasan dan pertimbangan sebagai
berikut.
a. Ukuran populasi
(apabila jumlahnya terlalu banyak dan tidak mungkin untuk melakukan sensus).
b. Memperkecil biaya.
c. Mempercepat proses.
d. Memperbesar cakupan.
e. Meningkatkan ketelitian.
f. Mengurangi percobaan yang sifatnya
merusak/ mengganggu.
g. Faktor ekonomis.
Adapun langkah-langkah
pengambilan sampel adalah sebagai berikut.
a. Menentukan tujuan penelitian.
b. Menentukan populasi penelitian.
c. Mementukan jenis data yang
diperlukan.
d. Menentukan teknik sampling.
e. Menentukan besarnya sampel.
f. Menentukan unit sampel yang
diperlukan.
g. Memilih sampel.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel adalah
bahwa semakin sempit (sedikit) peneliti mendefinisikan (membatasi) populasi semakin
efisien dalam waktu dan dana, namun semakin terbatas kemampuan melakukan generalisasi,
untuk itu peneliti harus mencari jalan yang efisien dalam waktu dan dana serta kemampuan
generalisasi yang lebih luas, dan untuk menghindari kekeliruan pembaca, maka peneliti
perlu menggambarkan populasi dan sampel secara rinci, sehingga orang yang
membaca hasil penelitian dapat menentukan daya terap (aplicability) penemuan hasil
penelitian terhadap situasi yang berbeda.
2.
Ukuran Sampel (Sampel Size)
dan Kesalahan Pengambilan Sampel (Sampling Error/Standart Error)
a.
Ukuran
Sampel (Sample Size)
Besaran atau ukuran sampel sangat tergantung
dari besaran tingkat ketelitian atau kesalahan yang diinginkan peneliti. Namun,
dalam hal tingkat kesalahan, acuan umum penelitian sosial memiliki maksimal tingkat
kesalahan 5% (0,05). Makin besar tingkat kesalahan, maka makin kecil ukuran sampel.
Semakin besar sampel (semakin mendekati populasi), maka semakin kecil peluang kesalahan
generalisasi dan sebaliknya, semakin kecil jumlah sampel (menjauhi jumlah populasi),
maka semakin besar peluang kesalahan generalisasi.
Ada empat faktor yang mempengaruhi
ukuran sampel, yaitu:
1.
Derajat
keseragaman populasi (degree of homogenity), semakin tinggi tingkat homogenitas
populasi semakin kecil ukuran sampel yang boleh diambil; semakin rendah
homogenitas populasi semakin besar ukuran sampel yang harus diambil.
2.
Tingkat
presisi yang dikehendaki (level of precisions), makin tinggi tingkat presisi
yang dikehendaki, semakin banyak jumlah sampel yang harus diambil.
3.
Banyaknya
variabel yang diteliti dan rancangan analisis yang akan digunakan. Semakin
banyak variabel yang akan dianalisis, maka semakin besar ukuran sampelnya.
4.
Alasan-alasan
peneliti (biaya, waktu, dan tenaga yang tersedia).
(Sangarimbun dan Effendy, 1989).
Ukuran probabilitas
(random) sampel dapat ditentukan dengan dua cara, baik oleh kehati-hatian peneliti dan memastikan
bahwa sampel mewakili gambaran yang lebih
luas dari populasi dengan jumlah minimum kasus atau dengan menggunakan tabel yang, dari
rumus matematika, menunjukkan ukuran yang tepat dari sampel acak untuk sejumlah
tertentu dari populasi yang lebih luas (Morrison 1993: 117). Contohnya
adalah tabel ukuran besarnya sampel dari Krejcie dan Morgan atau tabel
Isaac and Michael. Adapun formula untuk menentukan ukuran sampel seperti
Formula Slovin.
Berikut ini
adalah salah satu tabel ukuran besarnya sampel dari Cohen Manion dan Morrison.
Tabel Cohen
Manion dan Morrison (satu tabel dengan tiga penulis) ini cukup menarik. Pertama,
penentuan populasi yang diprediksi dalam pengambilan sampelnya hingga 1 juta
anggota populasi. Kedua, tabel ini merinci Taraf Keyakinan penelitian dari 90%,
95% dan 99% yang masing-masing taraf memiliki jumlah sampel berbeda. Ketiga,
tabel ini pun merinci Interval Keyakinan penelitian (alpha) yaitu dari 0,1,
0,05, hingga 0,01.
Menurut Gay dan
Diehl ukuran minimum sampel yang dapat diterima berdasarkan pada desain
penelitian yang digunakan adalah:
-
penelitian
deskriptif, minimal 10% populasi, untuk populasi yang relative kecil minimal
20%;
-
Penelitian
deskriptif korelasional, paling sedikit 30 elemen populasi;
-
Penelitian
perbandingan kausal, 30 elemen per kelompok;
-
Metode
ex post facto, minimal 15 subyek per kelompok; dan
Borg dan Gall
(1979: 195) menyatakan bahwa, sebagai aturan umum, ukuran sampel harus besar
apabila:
-
Ada
banyak variabel
-
Hanya perbedaan kecil atau hubungan
kecil yang diharapkan atau diperkirakan
-
Sampel akan dipecah menjadi subkelompok
-
Sampel heterogen dalam hal variabel
yang diteliti
-
Ukuran reliabel dari variabel dependen
tidak tersedia.
b. Kesalahan Pengambilan Sampel (Sampling Error)
Secara umum peneliti harus dapat
mempreroleh besarnya sampel minimum yang diperlukan agar dapat mempresentasikan
populasi secara akurat, namun disadari bahwa sampel bukanlah populasi sehigga kemungkinan
melakukan kesalahan dapat saja terjadi. Oleh karena itu peneliti harus memandang
hasil dari sampel bukanlah hasil yang pasti, tetapi sebatas estimasi. Kesalahan
pengambilan sampel terjadi apabila sampel yang diperoleh tidak/kurang akurat dalam
merepresentasikan populasi, masalahnya berapa besar kesalahan sampling yang
ditoleransi agar generalisasi dari suatu penelitian sampel dapat diandalkan.
Sebagaimana telah diketahui
bahwa besarnya sampel yang diperlukan agar dapat merepresentasikan populasi tidak
hanya tergantung pada ukuran besarnya populasi, tetapi juga pada heterogenitas
variansi variabel dalam populasi. Semakin besar populasi, semakin besar sampel
yang diperlukan, demikian juga semakin heterogen variansi variabel dalam populasi
semakin besar sampel yang diperlukan dalam penelitian. Teori pengambilan sampel
(Sampling Theory) menyatakan bahwa jika banyak sampel (dengan jumlah tertentu) diambil
dari suatu populasi, maka sebagian besar mean sampel akan berada dekat dengan
mean populasi, dan hanya sedikit saja yang berada jauh dari mean populasi. Hal
ini berarti bahwa jika sampel diambil secara tepat, maka penyimpulan atas sampel
akan mendekati (akibat sampling error) penyimpulan atas populasi.
Dari suatu populasi dapat digambarkan
suatu distribusi sampel mean (Sampling distribution), dan menurut teorema batas
pusat (Central Limit Theorem) mean-mean dari sampel akan berdistribusi normal
di seputar mean populasi serta mean dari mean semua sampel akan sama dengan
nilai mean populasi. Namun demikian, kemungkinan melakukan kekeliruan tetap saja
ada, dan untuk menghitung/mengetahui kekeliruan tersebut pertama-tama perlu dilihat
dulu bagaimana variansi dalam
suatu populasi, akan tetapi karena variansi populasi secara empiris tidak diketahui,
maka yang dapat digunakan adalah nilai variansi sampel, adapun ukuran-ukuran untuk mengetahui
variansi suatu data penelitian
yang biasa dipergunakan adalah Mean Deviasi ( ), Varians, , dan Standar Deviasi yaitu
akar pangkat dua dari Varians.
Sebelum mengetahui nilai kesalahan
pengambilan sampel terlebih dahulu perlu diketahui Standard Error, dan ukuran variasi
Standard Deviasi merupakan ukuran yang baik untuk mengetahui rata-rata
penyimpangan, adapun rumus perhitungan Standard Error adalah
Standar Deviasi dibagi akar pangkat dua jumlah sampel.
Rumus:
dimana:
SE = standard error
N = jumlah sampel
SD = standar deviasi
Standar
deviasi yang digunakan dalam rumus tersebut mestinya SD populasi, tapi karena
yang diteliti adalah sampel, maka SD sampel yang dipergunakan dengan asumsi
SD sampel sama dengan SD populasi. Standar Error merupakan estimasi terbaik bagi
Sampling Error, semakin kecil standar deviasi, dan semakin besar jumlah sampel maka
semakin kecil Standard Error, yang berarti semakin kecil sampling error, karena
kesalahan penarikan sampel merupakan perkalian antara Standard error
dengan nilai z pada tingkat kepercayaan tertentu ( 95% = 1,96; 99% = 2,58).
Referensi:
-
Cohen, L. Lawrence M.
And keith M. (2007). Research methods in
education (6th Eds.). Madison Avenue, NY: Routledge.
-
Riduwan. (2005). Belajar mudah penelitian untuk guru-karyawan
dan peneliti pemula. Bandung: Alfabeta.
-
Sugiyono. (2007). Statistik untuk penelitian. Bandung:
Alfabeta.
-
Agus Susworo Dwi
Marhaendro. Populasi dan Sampel
-
MrPendi. Sumber
kesalahan dalam pengambilan sampel. 13 Februari 2008
No comments:
Post a Comment