PENGERTIAN
Sebagian
besar orang tidak benar-benar memahami apa yang dimaksud dengan wawancara.
Kebanyakan orang menganggap bahwa wawancara adalah seperti pada saat wawancara
panggilan kerja, seleksi masuk perguruan tingi, dan wawancara tokoh yang sering
dilihat di televisi maupun internet. Pemahaman yang seperti itu kurang tepat,
padahal proses wawancara sering dilakukan oleh banyak orang setiap harinya
tanpa mereka sadari. Contoh sederhana dari wawancara yang dilakukan setiap hari
misalnya, seorang mahasiswa yang bertanya mengenai suatu teori yang tengah
diajarkan dosennya dalam perkuliahan.
Menurut
Gorden (2012) dalam Haris Herdiansyah menyatakan bahwa wawancara merupakan
percakapan antara dua orang di mana salah satu tujuannya untuk menggali dan
mendapatkan informasi untuk suatu tujuan tertentu. Penggunaan metode wawancara
didasarkan pada dua alasan, yaitu :
1. Peneliti
dapat menggali bukan hanya yang diketahui dan dialami subjek, tetapi apa yang
tersembunyi jauh di dalam diri subjek penelitian.
2. Apa
yang ditanyakan kepada informan bisa
mencakup hal-hal yang bersifat lintas waktu, yang berkaitan dengan masa lampau,
masa kini, dan masa yang akan datang.
Wawancara
bukan hanya menggali data berupa alur cerita atau hanya sekedar menceritakan
pengalaman-pengalaman saja, tetapi harus menggali nilai yang dimiliki oleh
individu melalui pengalaman-pengalaman hidupnya. Wawancara yang tidak sampai
menggali nilai, diasumsikan sebagai wawancara yang belum “tuntas”. Nilai adalah
suatu yang dimaknai, diresapi, dijadikan ukuran dan landasan dalam bersikap dan
berperilaku yang bahan bakunya berasal dari refleksi pengalaman masa lalu
individu.
TUJUAN WAWANCARA
1.
Untuk mengevaluasi atau menilai seseorang
dalam beberapa hal
2.
Untuk mencari karyawan atau pegawai
3.
Untuk memberikan terapi pengobatan,
misalnya wawancara psikiatri
4.
Untuk tes atau menghasilkan hipotesis
5.
Untuk mengumpulkan data
6.
Untuk sampel pendapat responden
PERENCANAAN WAWANCARA BERDASARKAN PROSEDUR PENELITIAN
1.
Memilih tema
2.
Merancang. Setelah memilih tema apa yang
akan dijadikan bahan wawancara, kemudian kita merumuskan tujuan penelitian kemudian
merancangnya dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan pokok.
3.
Wawancara
4.
Menulis penjelasan. Hal yang perlu
diperhatikan dalam menulis penjelasan, seperti : Apa yang dikatakan pembicara, bagaimana
nada suara pembicara, penekanan pembicara, jeda (pendek untuk panjang), mood pembicara, dan
kecepatan bicara.
5.
Menganalisis. Bagaimana menganalisis data
wawancara :
a.
Menghasilkan apa makna yang sesungguhnya
b.
Mengklasifikasikan, mengkategorikan, kode
dan urutan dari setiap makna.
c.
Struktur cerita untuk menggambarkan isi
wawancara.
d.
Menginterpretasikan data wawancara.
6.
Memverifikasi. Memverifikasi hasil
wawancar kepada responden.
7.
Pelaporan
Sifat pelaporan tergantung dengan sifat wawancara tersebut. Misalnya, wawancara terstruktur akan
menghasilkan data numerik yang dapat dilaporkan ringkas dalam tabel dan grafik,
sementara wawancara terbuka (wawancara semi terstruktur/tak terstruktur) akan
menghasilkan laporan berbasis kata yang jauh lebih banyak. Kvale (1996) dalam Louis Cohen menunjukkan
beberapa elemen dari laporan:
1.
Pendahuluan yang meliputi tema utama dan
isinya
2.
Garis besar metodologi dan metode (dari
merancang untuk wawancara, tulisan dan analisis)
3.
Hasil (analisis data, interpretasi dan
verifikasi)
4.
Diskusi.
Jika laporan tersebut sebagian besar numerik maka laporan dalam bentuk gambar
dan tabel mungkin cocok; jika laporan menyajikan kata lebih banyak daripada angka maka peneliti
menyajikan kutipan langsung. Berikut Kvale (1996) dalam Louis Cohen menunjukkan bahwa kutipan langsung
harus menjelaskan dan menghubungkan isi umum tetap menjaga keseimbangan dengan
isi utama, dikontekstualisasikan dan disertai dengan komentar dan interpretasi,
menjadi sangat jelas, berguna, dan data terbaik, harus mencakup bagaimana
mereka telah mengeditnya dan dimasukkan ke dalam laporan.
WAWANCARA ANAK
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara
kepada anak-anak :
1.
Pentingnya kepercayaan dan rasa aman serta
nyaman
2.
Wawancara kelompok dapat membantu untuk
meringankan situasi
3.
Gunakan alam / lingkungan yang akrab
4.
Gunakan pertanyaan terbuka
5.
Menggunakan teknik proyeksi
Kesulitan dalam wawancara kepada anak-anak, sebagai
berikut:
1.
Mudah terganggu.
2.
Peneliti dipandang sebagai figur otoritas.
3.
Anak-anak tidak selalu jelas dalam
memberikan respon mereka
4.
Perhatian yang terbatas.
5.
Anak-anak mungkin mengatakan apa yang
mereka pikirkan daripada yang mereka rasakan.
6.
Wawancara dilihat sebagai ujian.
7.
Anak-anak mungkin sukar berbicara,
ragu-ragu dan gugup.
8.
Hindari anak yang terlalu ekstrim atau
merusak pandangan satu sama lain.
9.
Tingkat bahasa yang sesuai.
10.
Hindari cara mewawancarai yang
membosankan.
11.
Anak-anak mungkin tidak ingat / mengingat
informasi.
12.
Anak-anak mungkin mengatakan 'ya' untuk semua
pertanyaan.
13.
Anak-anak mungkin mengatakan sesuatu untuk
menyenangkan.
14.
Anak-anak mungkin mengatakan apa aja
daripada mereka tidak memiliki 'jawaban'.
15.
Beberapa anak mungkin mendominasi
pembicaraan.
16. Dan lain-lain
WAWANCARA ORANG MINORITAS DAN PINGGIRAN
1.
Gunakan wawancara terbuka secara ramah.
2.
Ikuti cara pemikiran dan respon dari
responden.
3.
Gunakan bahasa yang sesuai dengan usia dan
konteks yang sesuai.
4.
Gunakan kualitatif dan wawancara mendalam.
5.
Tidak menghakimi.
6.
Membuat responden untuk merasa aman, aman
dan didukung.
7.
Mengamankan persetujuan (misalnya dari
orang yang bertanggung jawab).
FOCUS GROUP (KELOMPOK FOKUS)
Focus Group adalah keadaan yang dibuat
untuk menyatukan beberapa orang yang dipilih dari populasi, yang sebelumnya tidak
diketahui satu sama lain untuk mendiskusikan tema tertentu atau topik tertentu.
Peneliti atau pewawancara hanya bertindak sebagai pemberi stimulus atau sebagai
katalisator dengan seminimal mungkin mengarahkan atau memimpin arah pembicaraan
serta mendominasi jalannya wawancara, sementara responden bertindak sebagai
pihak yang sangat penting serta diberikan kebebasan dalam mengekspresikan sikap
dan sudut pandangannya berdasarkan nilai-nilai yang dianutnya. Intinya adalah
terjadi pergantian fokus perhatian dari pewawancara (dalam wawancara
tradisional/langsung) kepada responden (dalam focus group). Interaksi dengan kelompok mengarah ke data
dan hasil. Mereka difokuskan pada isu tertentu. Focus
group (kelompok fokus) berguna untuk :
1.
Orientasi untuk fokus bidang tertentu.
2.
Mengembangkan tema, topik, dan jadwal
untuk penelitian selanjutnya.
3.
Menghasilkan hipotesis.
4.
Menghasilkan dan mengevaluasi data dari
sub-kelompok populasi.
5.
Mengumpulkan data kualitatif.
6.
Menghasilkan data dengan cepat dan murah.
7.
Mengumpulkan data sikap, nilai dan opini.
8.
Memberdayakan peserta untuk berbicara.
9.
Mendorong peserta tidak terpelajar
10.
Mengumpulkan umpan balik dari penelitian
sebelumnya.
Cara menjalankan kelompok fokus, sebagai
berikut :
1.
Memutuskan jumlah kelompok fokus untuk
satu topik.
2.
Tentukan ukuran kelompok.
3.
Bagaimana untuk memperkenankan orang-orang
supaya tidak terjadi 'pertengkaran' pada hari itu.
4.
Sampling.
5.
Memastikan bahwa peserta memiliki sesuatu
untuk dikatakan dan merasa cukup nyaman untuk mengatakan itu.
6.
Menjaga supaya pertemuan terjadi secara
terbuka tetapi langsung ke pokok permasalahan.
WAWANCARA VIA TELEPON
Wawancara via telepon. Manfaatnya sebagai berikut :
1.
Lebih murah dan lebih cepat daripada tatap
muka wawancara.
2.
Memungkinkan peneliti untuk mencapai
populasi tersebar luas.
3.
Tanpa biaya perjalanan.
4.
Berguna untuk survei singkat.
5.
Melindungi anonimitas responden.
6.
Pemantauan dan kontrol kualitas yang
dilakukan lebih mudah karena wawancara yang dilakukan dan dikelola secara
terpusat.
7.
Kontrol pewawancara lebih besar dalam
wawancara.
8.
Hasil cenderung kuantitatif.
9.
Cepat untuk mengelola daripada wawancara
tatap muka.
10.
Lebih aman untuk melakukan wawancara daripada
mengunjungi tempat-tempat yang berbahaya.
11.
Dapat mengumpulkan data sensitif.
12.
Menjaga informasi pribadi hingga akhir
wawancara.
13.
Jelas bahwa responden pada awal wawancara
mereka memiliki waktu untuk menjawab dan mereka responden yang benar/cocok.
14.
Meminta untuk berbicara dengan orang yang
paling cocok.
15.
Jauhkan kategori respon yang sangat
sederhana dan menggunakannya secara konsisten.
16.
Dan lain-lain.
ETIKA DALAM WAWANCARA
1.
Izin sudah diberikan
2.
Kerahasiaan, anonimitas, dan tidak
menjiplak
3.
Konsekuensi dari wawancara
4.
Manfaat dari wawancara (dan untuk siapa)
5.
Pencegahan dalam kesalahan
6.
Akses ke data
7.
Validasi responden
8.
Perilaku menghormati dalam wawancara
HAL YANG DILAKUKAN DALAM WAWANCARA UNTUK MENGANTISIPASI MASALAH/KESALAHAN
1.
Hindari interupsi dan gangguan;
2.
Meminimalkan 'demam panggung' peserta;
3.
Hindari bertanya pertanyaan yang memalukan
atau canggung kecuali pertanyaan itu penting untuk penelitian;
4.
Hindari merubah dari satu topik ke topik yang
lain;
5.
Hindari memberikan nasihat atau pendapat;
6.
Hindari meringkas terlalu dini atau menutup
wawancara terlalu cepat;
7.
Hindari pertanyaan yang terlalu dangkal;
8.
Menangani masalah-masalah sensitif;
9.
Menjaga jadwal wawancara dalam sebuah
wawancara terstruktur;
10.
Hindari memberikan tanda-tanda persetujuan
atau ketidaksetujuan dari tanggapan yang diterima;
11.
Bersiaplah untuk mengulang pertanyaan atas
permintaan responden;
12.
Bersiaplah untuk beralih ke pertanyaan
lain jika responden terlihat enggan atau tidak mampu untuk menjawab pertanyaan;
13.
Berikan waktu responden untuk menjawab;
14.
Usahakan pada waktu
wawancara hanya responden yang hadir;
15.
Reaksi atau jawaban
pertama terhadap suatu pertanyaan itulah jawaban responden yang sesungguhnya;
16.
Jangan tergesa-gesa
menuliskan jawaban “tidak tahu”;
17.
Semua komentar responden
tulislah yang lengkap;
18.
Jawaban responden
sebelum dicatat harus dimengerti maksudnya;
19.
Usahakan sambil menulis
tetap berbicara;
20.
Mempertimbangkan memiliki seorang juru
tulis untuk menjaga kontak mata dan momentum, antara pewawancara dan responden;
21.
Selesai wawancara, periksalah daftar
pertanyaan dengan teliti supaya tidak ada pertanyaan yang terlewat.
JENIS-JENIS
WAWANCARA
1. Wawancara
tak terstruktur
Dikatakan
tidak terstruktur jika pewawancara tidak menggunakan panduan pertanyaan,
sehingga tidak ada urutan yang terencana (jelas) atas pelaksanaan wawancara
tersebut. Penelitian dengan wawancara
tak terstruktur lebih tepat jika digunakan pada konteks wawancara yang santai,
seperti talk-show, kuliah umum, dll. Ciri-
cirinya :
a.
Pertanyaan
bersifat terbuka, jawaban subjek bersifat meluas dan bervariasi.
b.
Kecepatan
wawancara sulit diprediksi.
c.
Sangat
flexibel (dalam hal pertanyaan atau jawaban)
d.
Pedoman
wawancara sangat longgar , urutan pertanyaan, penggunaan kata, alur
pembicaraan, dan lain sebagainya.
e.
Tujuan
wawancara adalah untuk memahami suatu fenomena. Pemahaman fenomena tidak
seakurat wawancara semi terstruktur
2. Wawancara
semi terstruktur
Peneliti
diberi kebebasan sebebas-bebasnya dalam bertanya dan memiliki kebebasan dalam
mengatur atur dan setting wawancara. Penelitian dengan wawancara semi
terstruktur lebih tepat jika digunakan pada penelitian kualitatif. Ciri-cirinya
:
a.
Pertanyaan
bersifat terbuka, namun ada batasan tema dan alur pembicaraan
b.
Kecepatan
wawancara dapat diprediksi
c.
Fleksibel tapi
terkontrol (dalam hal pertanyaan atau jawaban)
d.
Ada pedoman
wawancara yang dijadikan patokan dalam pertanyaan wawancara yang disesuaikan
dengan tema-tema yang telah dibuat.
e.
Tujuan
wawancara adalah untuk memahami suatu fenomena.
3. Wawancara
terstruktur
Wawancara
terstruktur dilakukan secara terencana, runtut, dan dari awal sudah diketahui
informasi apa yang akan digali. Wawancara terstruktur terkesan sangat kaku, dan
pertukaran informasi antara peneliti dengan subjek yang diteliti sangat minim.
Dalam melakukan wawancara terstruktur, fungsi peneliti sebagian besar hanya
mengajukan pertanyaan dan subjek penelitian hanya bertugas menjawab pertanyaan
saja. Penelitian dengan wawancara terstruktur lebih tepat jika digunakan pada
penelitian survei ataupun kuantitatif. Ciri-cirinya:
a.
Daftar
pertanyaan telah disiapkan.
b.
Kecepatan
wawancara terkendali.
c.
Tidak ada
fleksibilitas (dalam hal pertanyaan dan jawaban).
d.
Mengikuti
pedoman wawancara.
e.
Tujuan
wawancara biasanya untuk mendapatkan penjelasan tentang suatu fenomena.
PEDOMAN WAWANCARA (GUIDELINE WAWANCARA)
1.
Awal (Opening)
a.
Perkenalan
b.
Membangun
hubungan dengan subjek dan informan penelitian
2.
Inti (Body)
a.
Penerimaan
diri. Kemampuan subjek dalam menerima diri sendiri apa adanya.
b.
Hubungan
positif dengan orang lain. Membina hubungan baik yang dilandasi rasa saling
percaya dan juga mampu mencintai orang lain dalam suatu hubungan.
c.
Otonomi.
Mengungkap kemandirian individu, kemampuan untuk menjadi dan menentukan diri
sendiri serta kemampuan mengatur tingkah laku atas kontrol dirinya.
d.
Tujuan hidup.
Mengungkap kemampuan individu untuk memiliki dan mencapai tujuan, maksud, dan
arah dalam kehidupan.
e.
Pertumbuhan pribadi.
Mengungkap kemampuan subjek untuk mengembangkan potensi dalam diri dan
berkembang sebagai seorang manusia.
f.
Penguasaan
lingkungan. Mengungkap kemampuan subjek dalam mengatur lingkungan, mampu
memilih dan menciptakan konteks yang cocok dengan kebutuhan dan nilai personal
untuk mencapai tujuan hidupnya.
3.
Akhir
(Closing)
a.
Ucapan terima
kasih
b.
Memberikan
kenang-kenangan kepada subjek, informan, dan pihak yang terkait.
BENTUK-BENTUK PERTANYAAN WAWANCARA
Menurut
Stewart dan Cash (2008) dalam Haris Herdiansyah menyatakan tiga bentuk
pertanyaan dalam wawancara, antara lain :
1.
Pertanyaan
terbuka – tertutup
a.
Pertanyaan
terbuka. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang jawabannya bersifat luas,
dan memberikan kebebasan kepada subjek untuk mengemukakan banyak informasi yang
mendalam. Biasanya pertanyaan terbuka diawali dengan kata “bagaimana” atau
“mengapa”. Kelebihan pertanyaan terbuka, meliputi :
1)
Bagi subjek,
subjek dapat berbicara dan sebebas yang diinginkan.
2)
Bagi peneliti,
dapat menggali dan memperoleh data yang mendalam.
3)
Mampu
mengungkap hal-hal yang bersifat pribadi seperti perasaan, pengetahuan,
persepsi, dan prasangka dari subjek penelitian.
Kelemahan pertanyaan terbuka
meliputi :
1)
Karena
kedalaman data, mungkin hanya akan mengungkap sedikit hal saja yang terkait.
2)
Karena
kebebasan dalam menjawab, banyak informasi yang tidak diperlukan.
3)
Terkadang
informasi yang didapat terlalu panjang dan tidak terkait dengan pertanyaan.
b.
Pertanyaan
tertutup. Pertanyaan tertutup merupakan pertanyaan dengan fokus yang sempit dan
tidak memungkinkan subjek penelitian untuk memberikan informasi yang luas.
Bentuk pertanyaan tertutup lebih spesifik dan lebih konkret, sehingga
jawabannya pun spesifik dan konkret. Kelebihan pertanyaan tertutup, meliputi :
1)
Bagi peneliti,
memudahkan peneliti mengontrol panjangnya jawaban dari pertanyaan yang
diajukan.
2)
Bagi subjek,
membutuhkan usaha yang lebih ringan dan memngkinkan peneliti untuk menggali
pertanyaan lainnya.
3)
Jawaban yang
diterima lebih mudah untuk direplikasi.
Kelemahan pertanyaan tertutup
meliputi :
1)
Karena fokus
pertanyaan sifat, sering data yang didapat terlalu sempit, kaku , dan kurang
mendalam.
2)
Tidak mampu
mengungkap alasan dengan panjang lebar.
3)
Tidak mampu
mengungkap hal yang bersifat pribadi seperti subjek terhadap suatu hal.
Perbandingan dari contoh
pertanyaan terbuka dan tertutup :
Pertanyaan
terbuka
|
Pertanyaan
tertutup
|
Apa
alasan anda selalu mengerjakan pekerjaan rumah pada detik-detik terakhir dari
waktu yang ditentukan?
|
Apakah
anda mengerjakan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan?
|
Bagaimana
pendapat anda tentang pembelajaran matematika di sekolah anda?
|
Apakah
pembelajaran matematika di sekolah anda bisa membantu siswa memahami
matematika dengan baik?
|
2.
Pertanyaan
Primer-Sekunder
a.
Pertanyaan
Primer. Pertanyaan primer merupakan pertanyaan yang bersifat umum yang
bertujuan untuk mengungkap data berdasarkan topik-topik bahasan dan dapat
berdiri sendiri. Biasanya masih bersifat umum dan luas serta belum terlalu
spesifik.
b.
Pertanyaan
sekunder. Pertanyaan sekunder merupakan pertanyaan lanjutan dari pertanyaan
primer yang berfungsi memberikan penjelasan lebih lanjut atau sebagai tambahan
informasi yang dibutuhkan. Pertanyan sekunder dapat berbentuk pertanyaan
terbuka-tertutup.
Contoh dari pertanyaan primer dan
sekunder:
Pertanyaan
primer
|
Pertanyaan
sekunder
|
Bagaimanakah
pendapat anda tentang pembelajaran matematika yang bisa membantu siswa
memahami matematika dengan baik?
|
Apakah
strategi yang dilakukan anda dalam pembelajaran dapat membantu siswa belajar matematika?
|
Bagaimana
para siswa supaya siswa dapat memahami matematika?
|
|
Seberapa
persen pemahaman siswa dengan menggunakan strategi yang anda gunakan?
|
3.
Pertanyaan
Netral-Mengarahkan
a.
Pertanyaan
netral. Pertanyaan netral merupakan pertanyaan di mana peneliti membebaskan
subjek penelitian untuk menjawab atau memutuskan jawaban tanpa adanya arahan,
tekanan, atau paksaan dari peneliti.
b.
Pertanyaan
mengarahkan. Pertanyaan mengarahkan merupaka pertanyaan yang menawarkan jawaban
yang diinginkan/dikehendaki karena pertanyaan yang dibuat, membimbing subjek
penelitian kepada jawaban yang telah tersedia atau jawaban yang telah diarahkan
peneliti.
Contoh dari pertanyaan netral dan
mengarahkan
Pertanyaan
netral
|
Pertanyaan
mengarahkan
|
Apakah anda menyukai matematika?
|
Saya rasa anda menyukai
matematika, bukan?
|
Pernahkah anda menyontek dalam
ujian matematika?
|
Seberapa sering anda menyontek
dalam ujian matematika?
|
KELEBIHAN
DAN KELEMAHAN METODE WAWANCARA
KELEBIHAN
1. Dimungkinkan
adanya kerjasama yang baik antara responden dan pewawancara
2. Jika
ada jawaban yang kurang jelas, dapat dilakukan probing (mengulangi ucapan
jawaban responden oleh pewawancara) untuk memperjelas jawaban
3. Dapat
menggunakan alat bantu visual khusus yang dapat membantu penilaian
4. Tingkat
kepastian untuk mendapatkan data sangat tinggi
5. Reaksi
responden dapat merupakan indikator tertentu
6. Dapat
diketahui mana responden yang cerdas dan mana yang tidak
7. Pewawancara
dapat menyaring responden yang sesuai dengan yang dibutuhkan
8. Letak
geografik responden lebih luas dan menyebar (menggunakan teknologi informasi)
9. Akses
yang lebih baik ke responden karena dapat ditelepon berkali-kali jika belum
tersambung
10. Tanpa
mengenal batas umur dan pendidikan responden
11. Karena
sifat keluwesan, metode wawancara cocok dipakai sebagai alat verifikasi data.
KELEMAHAN
1. Biaya
mahal jika responden tidak dapat mudah diakses
2. Waktunya
lama jika responden tidak menggunakan teknologi informasi
3. Membutuhkan
pewawancara yang terlatih
4. Waktu
pengumpulan data lama
5. Beberapa
responden tidak mau berbicara dengan orang yang tidak dikenal
6. Beberapa
area pemukiman sulit untuk dijangkau
7. Responden
dapat diatur atau dilatih oleh pewawancara untuk menjawab sesuai kehendak
pewawancara
8. Jalan
dan isi wawancara sangat mudah dipengaruhi oleh keadaan sekitar yang memberikan
tekanan yang mengganggu
No comments:
Post a Comment