Saturday, 24 October 2015

WAWANCARA (INTERVIEW)




PENGERTIAN
Sebagian besar orang tidak benar-benar memahami apa yang dimaksud dengan wawancara. Kebanyakan orang menganggap bahwa wawancara adalah seperti pada saat wawancara panggilan kerja, seleksi masuk perguruan tingi, dan wawancara tokoh yang sering dilihat di televisi maupun internet. Pemahaman yang seperti itu kurang tepat, padahal proses wawancara sering dilakukan oleh banyak orang setiap harinya tanpa mereka sadari. Contoh sederhana dari wawancara yang dilakukan setiap hari misalnya, seorang mahasiswa yang bertanya mengenai suatu teori yang tengah diajarkan dosennya dalam perkuliahan.
Menurut Gorden (2012) dalam Haris Herdiansyah menyatakan bahwa wawancara merupakan percakapan antara dua orang di mana salah satu tujuannya untuk menggali dan mendapatkan informasi untuk suatu tujuan tertentu. Penggunaan metode wawancara didasarkan pada dua alasan, yaitu :
1.      Peneliti dapat menggali bukan hanya yang diketahui dan dialami subjek, tetapi apa yang tersembunyi jauh di dalam diri subjek penelitian.
2.      Apa yang ditanyakan kepada informan  bisa mencakup hal-hal yang bersifat lintas waktu, yang berkaitan dengan masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang.
Wawancara bukan hanya menggali data berupa alur cerita atau hanya sekedar menceritakan pengalaman-pengalaman saja, tetapi harus menggali nilai yang dimiliki oleh individu melalui pengalaman-pengalaman hidupnya. Wawancara yang tidak sampai menggali nilai, diasumsikan sebagai wawancara yang belum “tuntas”. Nilai adalah suatu yang dimaknai, diresapi, dijadikan ukuran dan landasan dalam bersikap dan berperilaku yang bahan bakunya berasal dari refleksi pengalaman masa lalu individu.

TUJUAN WAWANCARA
1.        Untuk mengevaluasi atau menilai seseorang dalam beberapa hal
2.        Untuk mencari karyawan atau pegawai
3.        Untuk memberikan terapi pengobatan, misalnya wawancara psikiatri
4.        Untuk tes atau menghasilkan hipotesis
5.        Untuk mengumpulkan data
6.        Untuk sampel pendapat responden

PERENCANAAN WAWANCARA BERDASARKAN PROSEDUR PENELITIAN
1.        Memilih tema
2.        Merancang. Setelah memilih tema apa yang akan dijadikan bahan wawancara, kemudian kita merumuskan tujuan penelitian kemudian merancangnya dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan pokok.
3.        Wawancara
4.        Menulis penjelasan. Hal yang perlu diperhatikan dalam menulis penjelasan, seperti : Apa yang dikatakan pembicara, bagaimana nada suara pembicara, penekanan pembicara, jeda (pendek untuk panjang), mood pembicara, dan kecepatan bicara.
5.        Menganalisis. Bagaimana menganalisis data wawancara :
a.     Menghasilkan apa makna yang sesungguhnya
b.    Mengklasifikasikan, mengkategorikan, kode dan urutan dari setiap makna.
c.     Struktur cerita untuk menggambarkan isi wawancara.
d.    Menginterpretasikan data wawancara.
6.        Memverifikasi. Memverifikasi hasil wawancar kepada responden.
7.        Pelaporan
Sifat pelaporan tergantung dengan sifat wawancara tersebut. Misalnya, wawancara terstruktur akan menghasilkan data numerik yang dapat dilaporkan ringkas dalam tabel dan grafik, sementara wawancara terbuka (wawancara semi terstruktur/tak terstruktur) akan menghasilkan laporan berbasis kata yang jauh lebih banyak.  Kvale (1996) dalam Louis Cohen menunjukkan beberapa elemen dari laporan:
1.         Pendahuluan yang meliputi tema utama dan isinya
2.         Garis besar metodologi dan metode (dari merancang untuk wawancara, tulisan dan analisis)
3.         Hasil (analisis data, interpretasi dan verifikasi)
4.         Diskusi.
Jika laporan tersebut sebagian besar numerik maka laporan dalam bentuk gambar dan tabel mungkin cocok; jika laporan menyajikan kata lebih banyak daripada angka maka peneliti menyajikan kutipan langsung. Berikut Kvale (1996) dalam Louis Cohen menunjukkan bahwa kutipan langsung harus menjelaskan dan menghubungkan isi umum tetap menjaga keseimbangan dengan isi utama, dikontekstualisasikan dan disertai dengan komentar dan interpretasi, menjadi sangat jelas, berguna, dan data terbaik, harus mencakup bagaimana mereka telah mengeditnya dan dimasukkan ke dalam laporan.

WAWANCARA ANAK
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara kepada anak-anak :
1.         Pentingnya kepercayaan dan rasa aman serta nyaman
2.         Wawancara kelompok dapat membantu untuk meringankan situasi
3.         Gunakan alam / lingkungan yang akrab
4.         Gunakan pertanyaan terbuka
5.         Menggunakan teknik proyeksi

Kesulitan dalam wawancara kepada anak-anak, sebagai berikut:
1.        Mudah terganggu.
2.        Peneliti dipandang sebagai figur otoritas.
3.        Anak-anak tidak selalu jelas dalam memberikan respon mereka
4.        Perhatian yang terbatas.
5.        Anak-anak mungkin mengatakan apa yang mereka pikirkan daripada yang mereka rasakan.
6.        Wawancara dilihat sebagai ujian.
7.        Anak-anak mungkin sukar berbicara, ragu-ragu dan gugup.
8.        Hindari anak yang terlalu ekstrim atau merusak pandangan satu sama lain.
9.        Tingkat bahasa yang sesuai.
10.    Hindari cara mewawancarai yang membosankan.
11.    Anak-anak mungkin tidak ingat / mengingat informasi.
12.    Anak-anak mungkin mengatakan 'ya' untuk semua pertanyaan.
13.    Anak-anak mungkin mengatakan sesuatu untuk menyenangkan.
14.    Anak-anak mungkin mengatakan apa aja daripada mereka tidak memiliki 'jawaban'.
15.    Beberapa anak mungkin mendominasi pembicaraan.
16.    Dan lain-lain

WAWANCARA ORANG MINORITAS DAN PINGGIRAN
1.        Gunakan wawancara terbuka secara ramah.
2.        Ikuti cara pemikiran dan respon dari responden.
3.        Gunakan bahasa yang sesuai dengan usia dan konteks yang sesuai.
4.        Gunakan kualitatif dan wawancara mendalam.
5.        Tidak menghakimi.
6.        Membuat responden untuk merasa aman, aman dan didukung.
7.        Mengamankan persetujuan (misalnya dari orang yang bertanggung jawab).

FOCUS GROUP (KELOMPOK FOKUS)
Focus Group adalah keadaan yang dibuat untuk menyatukan beberapa orang yang dipilih dari populasi, yang sebelumnya tidak diketahui satu sama lain untuk mendiskusikan tema tertentu atau topik tertentu. Peneliti atau pewawancara hanya bertindak sebagai pemberi stimulus atau sebagai katalisator dengan seminimal mungkin mengarahkan atau memimpin arah pembicaraan serta mendominasi jalannya wawancara, sementara responden bertindak sebagai pihak yang sangat penting serta diberikan kebebasan dalam mengekspresikan sikap dan sudut pandangannya berdasarkan nilai-nilai yang dianutnya. Intinya adalah terjadi pergantian fokus perhatian dari pewawancara (dalam wawancara tradisional/langsung) kepada responden (dalam focus group). Interaksi dengan kelompok mengarah ke data dan hasil. Mereka difokuskan pada isu tertentu. Focus group (kelompok fokus) berguna untuk :
1.        Orientasi untuk fokus bidang tertentu.
2.        Mengembangkan tema, topik, dan jadwal untuk penelitian selanjutnya.
3.        Menghasilkan hipotesis.
4.        Menghasilkan dan mengevaluasi data dari sub-kelompok populasi.
5.        Mengumpulkan data kualitatif.
6.        Menghasilkan data dengan cepat dan murah.
7.        Mengumpulkan data sikap, nilai dan opini.
8.        Memberdayakan peserta untuk berbicara.
9.        Mendorong peserta tidak terpelajar
10.    Mengumpulkan umpan balik dari penelitian sebelumnya.
Cara menjalankan kelompok fokus, sebagai berikut :
1.        Memutuskan jumlah kelompok fokus untuk satu topik.
2.        Tentukan ukuran kelompok.
3.        Bagaimana untuk memperkenankan orang-orang supaya tidak terjadi 'pertengkaran' pada hari itu.
4.        Sampling.
5.        Memastikan bahwa peserta memiliki sesuatu untuk dikatakan dan merasa cukup nyaman untuk mengatakan itu.
6.        Menjaga supaya pertemuan terjadi secara terbuka tetapi langsung ke pokok permasalahan.

WAWANCARA VIA TELEPON
Wawancara via telepon. Manfaatnya sebagai berikut :
1.        Lebih murah dan lebih cepat daripada tatap muka wawancara.
2.        Memungkinkan peneliti untuk mencapai populasi tersebar luas.
3.        Tanpa biaya perjalanan.
4.        Berguna untuk survei singkat.
5.        Melindungi anonimitas responden.
6.        Pemantauan dan kontrol kualitas yang dilakukan lebih mudah karena wawancara yang dilakukan dan dikelola secara terpusat.
7.        Kontrol pewawancara lebih besar dalam wawancara.
8.        Hasil cenderung kuantitatif.
9.        Cepat untuk mengelola daripada wawancara tatap muka.
10.    Lebih aman untuk melakukan wawancara daripada mengunjungi tempat-tempat yang berbahaya.
11.    Dapat mengumpulkan data sensitif.
12.    Menjaga informasi pribadi hingga akhir wawancara.
13.    Jelas bahwa responden pada awal wawancara mereka memiliki waktu untuk menjawab dan mereka responden yang benar/cocok.
14.    Meminta untuk berbicara dengan orang yang paling cocok.
15.    Jauhkan kategori respon yang sangat sederhana dan menggunakannya secara konsisten.
16.    Dan lain-lain.

ETIKA DALAM WAWANCARA
1.        Izin sudah diberikan
2.        Kerahasiaan, anonimitas, dan tidak menjiplak
3.        Konsekuensi dari wawancara
4.        Manfaat dari wawancara (dan untuk siapa)
5.        Pencegahan dalam kesalahan
6.        Akses ke data
7.        Validasi responden
8.        Perilaku menghormati dalam wawancara

HAL YANG DILAKUKAN DALAM WAWANCARA UNTUK MENGANTISIPASI MASALAH/KESALAHAN
1.         Hindari interupsi dan gangguan;
2.         Meminimalkan 'demam panggung' peserta;
3.         Hindari bertanya pertanyaan yang memalukan atau canggung kecuali pertanyaan itu penting untuk penelitian;
4.         Hindari merubah dari satu topik ke topik yang lain;
5.         Hindari memberikan nasihat atau pendapat;
6.         Hindari meringkas terlalu dini atau menutup wawancara terlalu cepat;
7.         Hindari pertanyaan yang terlalu dangkal;
8.         Menangani masalah-masalah sensitif;
9.         Menjaga jadwal wawancara dalam sebuah wawancara terstruktur;
10.     Hindari memberikan tanda-tanda persetujuan atau ketidaksetujuan dari tanggapan yang diterima;
11.     Bersiaplah untuk mengulang pertanyaan atas permintaan responden;
12.     Bersiaplah untuk beralih ke pertanyaan lain jika responden terlihat enggan atau tidak mampu untuk menjawab pertanyaan;
13.     Berikan waktu responden untuk menjawab;
14.     Usahakan pada waktu wawancara hanya responden yang hadir;
15.     Reaksi atau jawaban pertama terhadap suatu pertanyaan itulah jawaban responden yang sesungguhnya;
16.     Jangan tergesa-gesa menuliskan jawaban “tidak tahu”;
17.     Semua komentar responden tulislah yang lengkap;
18.     Jawaban responden sebelum dicatat harus dimengerti maksudnya;
19.     Usahakan sambil menulis tetap berbicara;
20.     Mempertimbangkan memiliki seorang juru tulis untuk menjaga kontak mata dan momentum, antara pewawancara dan responden;
21.     Selesai wawancara, periksalah daftar pertanyaan dengan teliti supaya tidak ada pertanyaan yang terlewat.



JENIS-JENIS WAWANCARA
1.      Wawancara tak terstruktur
Dikatakan tidak terstruktur jika pewawancara tidak menggunakan panduan pertanyaan, sehingga tidak ada urutan yang terencana (jelas) atas pelaksanaan wawancara tersebut.  Penelitian dengan wawancara tak terstruktur lebih tepat jika digunakan pada konteks wawancara yang santai, seperti talk-show, kuliah umum, dll. Ciri- cirinya :
a.       Pertanyaan bersifat terbuka, jawaban subjek bersifat meluas dan bervariasi.
b.      Kecepatan wawancara sulit diprediksi.
c.       Sangat flexibel (dalam hal pertanyaan atau jawaban)
d.      Pedoman wawancara sangat longgar , urutan pertanyaan, penggunaan kata, alur pembicaraan, dan lain sebagainya.
e.       Tujuan wawancara adalah untuk memahami suatu fenomena. Pemahaman fenomena tidak seakurat wawancara semi terstruktur
2.      Wawancara semi terstruktur
Peneliti diberi kebebasan sebebas-bebasnya dalam bertanya dan memiliki kebebasan dalam mengatur atur dan setting wawancara. Penelitian dengan wawancara semi terstruktur lebih tepat jika digunakan pada penelitian kualitatif. Ciri-cirinya :
a.       Pertanyaan bersifat terbuka, namun ada batasan tema dan alur pembicaraan
b.      Kecepatan wawancara dapat diprediksi
c.       Fleksibel tapi terkontrol (dalam hal pertanyaan atau jawaban)
d.      Ada pedoman wawancara yang dijadikan patokan dalam pertanyaan wawancara yang disesuaikan dengan tema-tema yang telah dibuat.
e.       Tujuan wawancara adalah untuk memahami suatu fenomena.
3.      Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur dilakukan secara terencana, runtut, dan dari awal sudah diketahui informasi apa yang akan digali. Wawancara terstruktur terkesan sangat kaku, dan pertukaran informasi antara peneliti dengan subjek yang diteliti sangat minim. Dalam melakukan wawancara terstruktur, fungsi peneliti sebagian besar hanya mengajukan pertanyaan dan subjek penelitian hanya bertugas menjawab pertanyaan saja. Penelitian dengan wawancara terstruktur lebih tepat jika digunakan pada penelitian survei ataupun kuantitatif. Ciri-cirinya:
a.       Daftar pertanyaan telah disiapkan.
b.      Kecepatan wawancara terkendali.
c.       Tidak ada fleksibilitas (dalam hal pertanyaan dan jawaban).
d.      Mengikuti pedoman wawancara.
e.       Tujuan wawancara biasanya untuk mendapatkan penjelasan tentang suatu fenomena.

PEDOMAN WAWANCARA (GUIDELINE WAWANCARA)
1.      Awal (Opening)
a.       Perkenalan
b.      Membangun hubungan dengan subjek dan informan penelitian
2.      Inti (Body)
a.       Penerimaan diri. Kemampuan subjek dalam menerima diri sendiri apa adanya.
b.      Hubungan positif dengan orang lain. Membina hubungan baik yang dilandasi rasa saling percaya dan juga mampu mencintai orang lain dalam suatu hubungan.
c.       Otonomi. Mengungkap kemandirian individu, kemampuan untuk menjadi dan menentukan diri sendiri serta kemampuan mengatur tingkah laku atas kontrol dirinya.
d.      Tujuan hidup. Mengungkap kemampuan individu untuk memiliki dan mencapai tujuan, maksud, dan arah dalam kehidupan.
e.       Pertumbuhan pribadi. Mengungkap kemampuan subjek untuk mengembangkan potensi dalam diri dan berkembang sebagai seorang manusia.
f.       Penguasaan lingkungan. Mengungkap kemampuan subjek dalam mengatur lingkungan, mampu memilih dan menciptakan konteks yang cocok dengan kebutuhan dan nilai personal untuk mencapai tujuan hidupnya.
3.      Akhir (Closing)
a.       Ucapan terima kasih
b.      Memberikan kenang-kenangan kepada subjek, informan, dan pihak yang terkait.

BENTUK-BENTUK PERTANYAAN WAWANCARA
Menurut Stewart dan Cash (2008) dalam Haris Herdiansyah menyatakan tiga bentuk pertanyaan dalam wawancara, antara lain :
1.      Pertanyaan terbuka – tertutup
a.       Pertanyaan terbuka. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang jawabannya bersifat luas, dan memberikan kebebasan kepada subjek untuk mengemukakan banyak informasi yang mendalam. Biasanya pertanyaan terbuka diawali dengan kata “bagaimana” atau “mengapa”. Kelebihan pertanyaan terbuka, meliputi :
1)      Bagi subjek, subjek dapat berbicara dan sebebas yang diinginkan.
2)      Bagi peneliti, dapat menggali dan memperoleh data yang mendalam.
3)      Mampu mengungkap hal-hal yang bersifat pribadi seperti perasaan, pengetahuan, persepsi, dan prasangka dari subjek penelitian.
Kelemahan pertanyaan terbuka meliputi :
1)      Karena kedalaman data, mungkin hanya akan mengungkap sedikit hal saja yang terkait.
2)      Karena kebebasan dalam menjawab, banyak informasi yang tidak diperlukan.
3)      Terkadang informasi yang didapat terlalu panjang dan tidak terkait dengan pertanyaan.
b.      Pertanyaan tertutup. Pertanyaan tertutup merupakan pertanyaan dengan fokus yang sempit dan tidak memungkinkan subjek penelitian untuk memberikan informasi yang luas. Bentuk pertanyaan tertutup lebih spesifik dan lebih konkret, sehingga jawabannya pun spesifik dan konkret. Kelebihan pertanyaan tertutup, meliputi :
1)      Bagi peneliti, memudahkan peneliti mengontrol panjangnya jawaban dari pertanyaan yang diajukan.
2)      Bagi subjek, membutuhkan usaha yang lebih ringan dan memngkinkan peneliti untuk menggali pertanyaan lainnya.
3)      Jawaban yang diterima lebih mudah untuk direplikasi.
Kelemahan pertanyaan tertutup meliputi :
1)      Karena fokus pertanyaan sifat, sering data yang didapat terlalu sempit, kaku , dan kurang mendalam.
2)      Tidak mampu mengungkap alasan dengan panjang lebar.
3)      Tidak mampu mengungkap hal yang bersifat pribadi seperti subjek terhadap suatu hal.
Perbandingan dari contoh pertanyaan terbuka dan tertutup :
Pertanyaan terbuka
Pertanyaan tertutup
Apa alasan anda selalu mengerjakan pekerjaan rumah pada detik-detik terakhir dari waktu yang ditentukan?
Apakah anda mengerjakan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan?
Bagaimana pendapat anda tentang pembelajaran matematika di sekolah anda?
Apakah pembelajaran matematika di sekolah anda bisa membantu siswa memahami matematika dengan baik?
2.      Pertanyaan Primer-Sekunder
a.       Pertanyaan Primer. Pertanyaan primer merupakan pertanyaan yang bersifat umum yang bertujuan untuk mengungkap data berdasarkan topik-topik bahasan dan dapat berdiri sendiri. Biasanya masih bersifat umum dan luas serta belum terlalu spesifik.
b.      Pertanyaan sekunder. Pertanyaan sekunder merupakan pertanyaan lanjutan dari pertanyaan primer yang berfungsi memberikan penjelasan lebih lanjut atau sebagai tambahan informasi yang dibutuhkan. Pertanyan sekunder dapat berbentuk pertanyaan terbuka-tertutup.

Contoh dari pertanyaan primer dan sekunder:
Pertanyaan primer
Pertanyaan sekunder
Bagaimanakah pendapat anda tentang pembelajaran matematika yang bisa membantu siswa memahami matematika dengan baik?
Apakah strategi yang dilakukan anda dalam pembelajaran dapat membantu siswa belajar matematika?
Bagaimana para siswa supaya siswa dapat memahami matematika?
Seberapa persen pemahaman siswa dengan menggunakan strategi yang anda gunakan?

3.      Pertanyaan Netral-Mengarahkan
a.       Pertanyaan netral. Pertanyaan netral merupakan pertanyaan di mana peneliti membebaskan subjek penelitian untuk menjawab atau memutuskan jawaban tanpa adanya arahan, tekanan, atau paksaan dari peneliti.
b.      Pertanyaan mengarahkan. Pertanyaan mengarahkan merupaka pertanyaan yang menawarkan jawaban yang diinginkan/dikehendaki karena pertanyaan yang dibuat, membimbing subjek penelitian kepada jawaban yang telah tersedia atau jawaban yang telah diarahkan peneliti.
Contoh dari pertanyaan netral dan mengarahkan
Pertanyaan netral
Pertanyaan mengarahkan
Apakah anda menyukai matematika?
Saya rasa anda menyukai matematika, bukan?
Pernahkah anda menyontek dalam ujian matematika?
Seberapa sering anda menyontek dalam ujian matematika?

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN METODE WAWANCARA
KELEBIHAN
1.      Dimungkinkan adanya kerjasama yang baik antara responden dan pewawancara
2.      Jika ada jawaban yang kurang jelas, dapat dilakukan probing (mengulangi ucapan jawaban responden oleh pewawancara) untuk memperjelas jawaban
3.      Dapat menggunakan alat bantu visual khusus yang dapat membantu penilaian
4.      Tingkat kepastian untuk mendapatkan data sangat tinggi
5.      Reaksi responden dapat merupakan indikator tertentu
6.      Dapat diketahui mana responden yang cerdas dan mana yang tidak
7.      Pewawancara dapat menyaring responden yang sesuai dengan yang dibutuhkan
8.      Letak geografik responden lebih luas dan menyebar (menggunakan teknologi informasi)
9.      Akses yang lebih baik ke responden karena dapat ditelepon berkali-kali jika belum tersambung
10.  Tanpa mengenal batas umur dan pendidikan responden
11.  Karena sifat keluwesan, metode wawancara cocok dipakai sebagai alat verifikasi data.

KELEMAHAN
1.      Biaya mahal jika responden tidak dapat mudah diakses
2.      Waktunya lama jika responden tidak menggunakan teknologi informasi
3.      Membutuhkan pewawancara yang terlatih
4.      Waktu pengumpulan data lama
5.      Beberapa responden tidak mau berbicara dengan orang yang tidak dikenal
6.      Beberapa area pemukiman sulit untuk dijangkau
7.      Responden dapat diatur atau dilatih oleh pewawancara untuk menjawab sesuai kehendak pewawancara
8.      Jalan dan isi wawancara sangat mudah dipengaruhi oleh keadaan sekitar yang memberikan tekanan yang mengganggu



No comments:

Post a Comment