Uji Validitas dan Reliabelitas
Penelitian Kualitatif
Suatu eksperimen mempunyai kontribusi yang berarti bagi pengembangan
pengetahuan, dimana dalam eksperimen kita mengetahui apa yang terjadi
dengan jalan kita melakukan suatu penelitian atas apa yang kita jumpai
tentang issue- issue yang berkembang dalam masyarakat maupun tentang apa
yang kita lihat dalam fenomologi- fenomologi yang terjadi dalam masyarakat.
Selanjutnya untuk menguji benar atau tidaknya issue yang berkembang dalam
masyarakat tersebut kita haruslah melakukan suatu penelitian atau instrumen.
Membuktikan benar atau tidaknya hal yang harus kita lakukan adalah
dengan mengumpulkan data-data. Dalam melakukan penelitian kita haruslah
mendapatkan data yang sebenar-benarnya (valid), kita harus mencatat apa yang
sesungguhnya kita lihat dalam lapangan dan tidak memanipulasi demi kepentingan
tertentu, karena data-data tersebut sering kali dijadikan acuan dalam
penelitian-penelitian selanjutnya. Selain dari pada itu data dalam
penelitian, haruslah memperhatiakan reliabilitasnya yaitu berkenaan tentang
derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan .
Suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam
objek yang sama menghasilkan data yang sama atau peneliti yang sama dalam waktu
yang berbeda menghasilkan data yang sama atau sekelompok data bila dibagi
menjadi dua kelompok menunjukkan data yang tidak berbeda. Kalau peneliti satu
menemukan dalam suatu objek berwarna merah, peneliti yang lain juga
demikian,misalnya dalam kualitatif antara peneliti satu dengan peneliti lain
memperoleh kesamaan data. Tetapi bagaimana kita dapat mengetahui
keakuratan dan kekonsistenan?, untuk itu dalam makalah kami akan membahas
tentang validitas dan reliabiltas dalam penelitian kualitatif dan bagaimana
cara menguji validitas dan relibilitas dalam penelitian kualitatif.
1. Validitas
Validitas merupakan derajat
ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat
dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data “yang
tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Kalau dalam obyek penelitian
terdapat warna merah, maka peneliti akan melaporkan warna merah. Bila peneliti
membuat laporan yang tidak sesuai dengan apa yang terjadi pada obyek, maka data
tersebut dapat dinyatakan tidak valid.[1]
Ada perbedaan yang mendasar mengenai validitas dalam penelitian kuantitatif
dan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif untuk mendapatkan data
yang valid dan reliabel yang diuji validitas dan reliabilitasnya adalah
instrumen penelitiannnya. Sedangkan dalam penelitian kualitatif yang diuji
adalah datanya. Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan
valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang
sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.
Terdapat dua macam
validitas penelitian, yaitu; validitas internal dan validitas eksternal.
1)
Validitas internal berkenaan dengan derajat akurasi desain penelitian
dengan hasil yang dicapai. Kalau dalam desain penelitian dirancang untuk
meneliti etos kerja tenaga kependidikan, maka data yang diperoleh seharusnya
adalah data yang akurat tentang etos kerja tenaga kependidikan. Penelitian
menjadi tidak valid, apabila yang ditemukan adalah motivasi kerja guru.
2)
Validitas eksternal berkenaan dengan derajat akurasi apakah hasil
penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi di mana sampel
tersebut diambil. Bila sampel penelitian representatif, instrumen penelitian
valid dan reliabel, cara mengumpulkan dan analisis data benar, maka penelitian
akan memiliki validitas eksternal yang tinggi.
2.
Reliabilitas
Reliabilitas ialah mengukur
instrumen terhadap ketepatan (konsisten). Reliabilitas disebut juga keterandalan,
keajegan, consistency, stability, atau dependability.[2]
Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsitensi dan
stabilitas data atau temuan. Dalam pandangan positivistik (kuantitatif), suatu
data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama
menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua
menunjukkan data yang tidak berbeda.
Pengertian reliabilitas dalam
penelitian kuantitatif dan kualitatif pun berbeda. Dalam penelitian kualitatif
sutau relaitas itu bersifat majemuk/ganda, dinamis/selalu berubah, sehingga
tidak ada yang konsisten, dan berulang seperti semula. Situasi senantiasa berubah
demikian juga perilaku manusia yang terlibat didalamnya.
Pelaporan penelitian kualitatif pun bersifat
individu, atau berbeda antara peneliti satu dengan peneliti lainnya. Bahkan
untuk obyek yang sama, apabila ada 5 peneliti dengan latar belakang yang
berbeda, akan diperoleh 5 laporan penelitian yang berbeda pula. Peneliti yang
berlatar belakang pendidikan tentu akan menemukan dan melaporkan hasil
penelitian yang berbeda dengan peneliti yang berlatarbelakang sosiologi.
Oleh karena itu penelitian kualitatif sering
dikatakan bersifat subyektif dan reflektif. Dalam penelitian kualitatif tidak
digunakan instrumen yang standar tetapi peneliti bertindak sebagai instrumen.
Data dikumpulkan secara verbal diperkaya dan diperdalam dengan hasil pengamatan,
mendengar, persepsi, pemaknaan/penghayatan peneliti. Namun demikian peneliti
meskipun melibatkan segi subyektifitas , dia harus disiplin dan jujur terhadap
dirinya sebab penelitian kualitatif harus memiliki objektifitas pula.
Objektifitas disini berarti data yang ditemukan dianalisis secara cermat dan
teliti, disusun, dikategorikan secara sistematik, dan ditafsirkan berdasarkan
pengalaman, kerangka berpikir, persepsi peneliti tanpa prasangka dan
kecenderungan-kecenderungan tertentu.
B. Pengujian Validitas Dan Reliabilitas Penelitian
Kualitatif
Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data
yang valid, reliabel dan obyektif, maka penelitian digunakan dengan menggunakan
instrumen yang valid dan releabel, dilakukan pada sampel yang mendekati jumla
populasi dan pengompulan serta analisis data dilakukan dengan cara yang benar.
Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid dan releabel
yang diuji validitas dan reliabilitasnya adalah instrumin penelitiannya, oleh
karena itu susunan stainback (1988) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif
lebih menekankan pada aspek reliabilitas, sedangkan penelitian kualitatif lebih
pada aspek validitas.
Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat
dinyatakan valid apabila tiadak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti
dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang ditiju, tetepi perlu
diketahui bahwa kebenaran realita data menurut penelitian kualitatif tidak
bersifat tunggal, tetapi jamak dan tergantung pada konstruksi manusia, dibentuk
dalam dri sesorang vsebagai hasil proses mental tiap individu dengan berbagai
latar belakangnya. Oleh karena itu bila terdapat 10 peneliti dangan latar
belakang yang berbeda meneliti pada obyek yang sama akan mendapatkan 10 teman,
dan semuanya dinyatakan valid, kalau apa yang ditemukan itu tidak berbeda
dengan kenyataan yang sesungguhnya yang terjadi pada obyek yang diteliti dalam
obyek yang sama peneliti yang berlatar belakang manajemen, antropologi,
sosiologi, kedokteran, tiknik dan sebainya
Pengertian reliabilitas dalam penelitian kuantitatif,
sangat berbeda dengan reliabilitas dalam penelitian kualitatif.hal ini terjadi
karena terdapat perbedaan pradigma dalam melihat realitas, selain itu, cara
meleporkan penelitian bersifat ideosyneratic dan individualistik, selalu
berbeda dari orang perorang. Tipe peneliti memberi laporan menurut bahasa dan
jalan pikiran sendiri.
Dalam pengujian keabsahan data, metode penelitian
kualitatif menggunakan istilah yang berbeda dengan pengan penelitian kuantitatif.
Perbedaan tersebut diteunjukkan pada table berikut:
Aspek
|
Metode Kualitatif
|
Metode Kuantitatif
|
Nilai kebenaran
|
Validitas Internal
|
Kredibilitas
(credibility)
|
Penerapan
|
Validitas Eksternal
(generalisasi)
|
Transferability/
Keteralihan
|
Konsistensi
|
Reliabilitas
|
Auditability,
Dependability
|
Natralis
|
Obyektivitas
|
Confirmability
|
1. Uji kredibilitas
Bermacam-macam cara pengojian kredibilitas data
ditunjukkan pada gambar 1. Berdasarkan gamber tersebut terlihat bahwa uji
kredibilitas data atau kepercayaan terhadap hasil penelitian kualitatif antara
lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam
penelitian, diskusi dengan teman sejawab, antara lain kasus negatif.
a. Perpanjangan pengamatan
Dengan perpanjang pengamatan berarti lagi dengan
sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Perpanjangn pengamatan
ini perarti hubungan peneliti dengan narasumber akan semkin terbentu rapport,
semakin akrab (tidak ada jarak lagi), semakin terbukti, saling mempercayai
sehingga tidak ada imformasi yang disembunyikan lagi. Pada tahap awal peneliti
memasuki lapangan, peneliti masih dianggap orang asing, masih dicurigai,
sehingga imformasi yang diberikan belum lengkap, tidak mendalam, dan mungkin
masih banyak yang dirahasiakan. Berapa lama perpanjangan ini dilakukan, akan
sangat tergantung pada keadaan, keluasan dan kepastian data. Kedalaman artinya
apkah peneliti ingin menggali data sampai pada tingkat makna. Makna berarti
data yang di balik yang tampak. Yang tampak orang sedang menangis, tetapi
sebenarnya dia tidak sedih tetapi mala sedang bahagi. Keluasan berarti, banyak
sedikitnya imformasi yang diperoleh. Dalam perpanjangn pengamatan untuk mengoji
kreadibilitas data penelitian ini, sebaiknya difokuskan pada pengujian terhadap
data yang telah diperoleh, apa data yang diperoleh itu setelah dicek kembali
kelapangan benar atau tidak, berubah atau tidak, bilah setelah dicek kembali ke
lapangan data suda benar berarti kredibel, maka wakyu perpanjangn pengamatan
dapat diahiri.
b.
Meningkatkan ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukankan pengamatan
secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian
data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.
Sebagai conto melihat sekelompok masyarakat yang sedang olah raga pagi. Mengapa
dengan meningkatkan ketekunan dapat meningkatkan kredibilitas data?
Meningkatkan ketekunan itu ibarat kitamengecek soal-soal, atau makala yang
telah dikerjakan, ada yang salah satu tidak. Dengan meningkatkan katekunan itu,
maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah
ditemukan itu salah atau tidak. Dengan demikian juga dengan meningkatkan
ketekunan maka, peneliti dapat memberikan diskripsi data yang akurat dan
sistematis tentang apa yang diamati.sebagai bekal peneliti untuk menigkatkan
ketekunan dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian
atau dokumentasi-dokumintasi yang terkait dengan temuan yang diteliti.
c. Triangulasi
Triangulasi
dalam pengujian
kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan
berbagai cara. Dan berbagai waktudengan demikian terdapat triangulasi sumber,
trangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.
1) Triangulasi sumber
Triangulasi
sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang
telah diperoleh melalui beberap asumber. Sebagai contoh, untuk menguji
kredibilitas data tentang daya kepemimpinan seseorang, maka pengompulan data
pengujian data yang telah diperoleh dilakukan kebawahan ke bawahan yang
dipimpin,ke atasan yang menugasi , dan keteman kerja yang merupakan kelompok
kerjasama.
2) Triangulasi teknik
Triangulasi teknik untu menguji
kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama
dengan teknik yang derbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu
dicek dengan opservasi, dokumentasi atau kuesioner.
3) Triangulasi waktu
Triangulasi juga sering
mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawncara
dipagi hari saat nara sumber masi segar belum banyak masalah, akan memberikan
data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.
d
Analisis kasus negatif
Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian
hingga pada saat tertentu. Mengapa dengan analisis kasus nigatif akan dapat
meningkatkan kredibilitas data? Melakukan analisis kasus nigatif bersrti
peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang
tela ditemuka. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan
data yang ditemukan, maka peneliti mungkin akan meruba temuannya.
e . Mengunakan bahan referensi
Yang dimaksud menggunakan referensi di sini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang
telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh, data hasil wawancara perlu
didukung dengan adanya rekaman wawancara.
f.
Mengadakan Member Check
Member check adalah proses
pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member
check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai
dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Agar informasi yang diperoleh dan
akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber
data atau informan.
Pelaksanaan member check
dapat dilakukan setelah satu periode pengumpulan data selesai, atau setelah
mendapat suatu temuan atau kesimpulan. Caranya dapat dilakukan secara
individual, dengan cara peneliti datang ke pemberi data, atau melalui forum
kelompok.
Peneliti
kualitatif biasanya tidak menggunakan kata bias dalam penelitian; mereka
akan mengatakan bahwa semua peneliti adalah interpretif dan bahwa peneliti
harus menjadi reflektif diri mengenai perannya dalam penelitian, bagaimana dia
menginterprestasikan temuan, dan sejarah personal dan politiknya yang membangun
interprestasinya. Dengan demikian, akurasi dan kredibilitas temuan adalah
sangat penting. Terdapat berbagai istilah yang digunakan peneliti kualitatif
untuk mendiskripsikan akurasi dan kredibilitas ini (misalnya authenticity dan
trustwortiness), dan strategi yang digunakan untuk validasi
perhitungan kualitatif bervariasi dalam jumlah. Perhatian kita disini
pada tiga bentuk yang biasa digunakan oleh peneliti kualitatif: triangulation,
member checking, dan auditing.[3]
2.
Pengujian Transferability
Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian
kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat
diterapkannya hasil penelitian kepada populasi tempat sampel penelitian
diperoleh. Nilai transfer ini berkenaan dengan pertanyaan sejauh mana hasil
penelitian dapat digunakan dalam situasi yang lain. Bagi peneliti naturalistik,
nilai transfer bergantung kepada pemakai.
Kriteria
transferabiliti merujuk pada tingkat kemampuan hasil penelitian
kualitatif dapat digeneralisasikan atau ditransfer. Penelitian kualitatif dapat
meningkatkan transferabilitas dengan melakukan suatu pekerjaan mendiskripsikan konteks
penelitian dan asumsi-asumsi yang menjadi sentral pada penelitian tersebut
Agar orang lain dapat
memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan
hasil penelitian tersebut, peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan
uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Dengan demikian,
pembaca menjadi jelas dalam memahami hasil penelitian tersebut sehingga ia
dapat memutuskan dapat atau tidaknya mengaplikasikan hasil penelitian tersebut
di tempat lain.
3. Pengujian Dependability
Kriteria dependabilitas sama dengan reliabilitas dalam
penelitian kuantitatif. Pandangan kuantitatif tradisional tentang realibilitas
didasarkan pada asumsi replikabilitas (replikability) atau keterulangan (repeatability).
Secara esensial itu berhubungan dengan apakah kita akan memperoleh hasil
yang sama jika kita melekukan pengamatan yang sama untuk kali yang kedua. Untuk
menetapkan reliabilitas peneliti kuantitatif biasanya membangun berbagai
pikiran hipotesis ( misalnya teori skor benar ) untuk
menyelesaikan hal ini.[4]
Dalam penelitian kualitatif, uji dependability ditempuh dengan cara
melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Audit dilakukan oleh
auditor yang independen atau pembimbing.
4.
Pengujian Conformability
Pengujian conformability dalam penelitian
kualitatif disebut juga objektivitas penelitian. Penelitian dikatakan objektif
jika hasil penelitian telah disepakati banyak orang. Menguji conformability
berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila
hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, dapat
dikatakan bahwa penelitian tersebut telah memenuhi standar conformability.
Dalam penelitian jangan sampai proses tidak ada, tetapi hasilnya ada.
Konfirmabilitas (Konfirmability) Penelitian kualitatif cenderung
berasumsi bahwa setiap peneliti membawa perspektif yang unik kedalam
penelitian.
Ada perbedaan yang mendasar mengenai validitas dan reliabilitas dalam
penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif
untuk mendapatan validitas dan reliabilitas diuji instrumen penelitiannnya.
Sedangkan dalam penelitian kualitatif untuk mendapatkan data yang valid dan
reliabel yang diuji validitas dan reliabilitasnya adalah datanya. Temuan atau
data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan
peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.
Reliabilitas dalam penelitian
kualitatif bersifat individu, atau berbeda antara peneliti satu dengan peneliti
lainnya. Oleh karena itu penelitian kualitatif sering dikatakan bersifat
subyektif dan reflektif karena peneliti bertindak sebagai instrumen. Namun
demikian peneliti meskipun melibatkan segi subyektifitas , dia harus disiplin
dan jujur terhadap dirinya sebab penelitian kualitatif harus memiliki
objektifitas pula. Objektifitas disini berarti data yang ditemukan dianalisis
secara cermat dan teliti, disusun, dikategorikan secara sistematik, dan
ditafsirkan berdasarkan pengalaman, kerangka berpikir, persepsi peneliti tanpa
prasangka dan kecenderungan-kecenderungan tertentu.
Pengujian validitas dan
reliabilitas data dalam penelitian kualitatif meliputi uji Kredibilitas, Uji
Transferability, Uji Depenability, dan Uji Konfirmability.
DAFTAR PUSTAKA
Emzir.
2010. Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Husaini Usman. 2006. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : Bumi
Aksara.
Sugiono.2013. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:
Alfabeta.
No comments:
Post a Comment