A. Instrumen Penelitian
Setelah menentukan desain penelitian, langkah selanjutnya
dalam pelaksanaan penelitian adalah membuat atau menetapkan instrumen
penelitian. Dalam menentukan jenis instrumen yang akan digunakan, beberapa hal
yang harus dipertimbangkan seorang peneliti,yaitu:
1.
jenis variabel yang hendak diukur,
2. jumlah sampel penelitian,
3. lokasi responden,
4. ada tidaknya staf peneliti yang terlatih,
5. dana dan waktu yang tersedia serta
6. metode pengumpulan data yang dipilih.
B. Menemukan
atau Mengembangkan Instrumen
Creswell (2012) mengemukakan bahwa ada tiga pilihan untuk
mendapatkan instrument yang akan digunakan, yaitu:
- Mengembangkan
sendiri
Instrumen untuk mengukur variabel dalam penelitian mungkin tidak tersedia
dalam kepustakaan atau tidak tersedia secara komersial. Bila hal ini terjadi, maka
peneliti harus melakukan pengembangan instrument. Mengembangkan instumen
tersebut terdiri atas beberapa langkah, seperti mengidentifikasi maksud
instrument, melakukan tinjauan terhadap kepustakaan, menulis pertanyaan, dan
menguji pertanyaan pada individu yang serupa dengan yang direncanakan untuk
diteliti.
- Menemukan
dan kemudian memodifikasinya
Memodifikasi instrument berarti menemukan instrument yang sudah ada,
mendapatkan ijin untuk mengubahnya, dan membuat berbagai perubahan agar cocok
dengan kebutuhan. Biasanya, penulis instrument aslinya akan meminta salinan
versi yang sudah dimodifikasi dan hasil yang didapatkan dari penelitian,
sebagai pertukaran untuk penggunaan instrumennya.
- Menemukan
dan kemudian menggunakannya secara keseluruhan
C. Tes
Teknik-teknik pengumpulan data antara lain tes,
angket/kuesioner, wawancara, dokumentasi, pengamatan, dan pencatatan. Namun
dalam tulisan ini pembahasan hanya pada teknik pengumpulan data tes dan
dokumentasi.
1. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat
lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Creswell (2012)
mengemukakan jenis-jenis tes berdasarkan unjuk kinerja, sebagai berikut:
a. Tes prestasi-tes beracuan norma yaitu tes di mana nilai
individu adalah ukuran seberapa baik dia dibandingkan dengan sekelompok besar
orang yang mengerjakan tes itu.
Contohnya : tes ulangan harian, UAN, UTS, UAS, Iowa Tests of Basic Skills
(ITBS), yaitu tes yang dikembangkan di Amerika digunakan untuk mengukur
kemampuan dasar.
b. Tes beracuan-kriteria adalah tes di mana nilai individu
adalah ukuran dari seberapa baik dia dibandingkan dengan kriteria atau skor.
Contohnya : General Education Development (GED) test yaitu suatu tes
yang misalnya digunakan untuk melanjutkan S1 tapi belum lulus SMP dan SMA
secara formal.
c. Tes intelegensi/kecerdasan yaitu tes yang digunakan untuk
mengukur kemampuan intelektual seseorang.
Contohnya : tes IQ misalnya Wechsler
Adult Intelligence Scale.
d. Tes bakat yaitu tes yang mengukur kemampuan seseorang
untuk memperkirakan bagaimana kinerjanya di waktu mendatang atau dalam situasi
yang berbeda.
Contohnya : kemampuan bakat binet-simon, skala untuk mengidentifikasi tingkat
mental seorang anak.
e. Inventori minat adalah tes yang memberikan informasi
tentang minat individu dan membantu mereka membuat pilihan karier.
Contohnya : Strong Interest Inventory
f. Asesmen kepribadian atau personality test, yaitu tes yang membantu seseorang mengidentifikasi
dan mengukur ciri khusus manusia yang membantu memprediksi atau menjelaskan
perilaku dari waktu ke waktu dan di berbagai situasi.
Contohnya : Minnesota, Multhophasic, Personality Inventory
Margono (2014) mengemukakan dua bentuk tes yang sering
dipergunakan sebagai alat ukur, sebagai berikut:
a.
Tes lisan, yaitu
berupa sejumlah pertanyaan yang diajukan secara lisan tentang aspek-aspek yang
ingin diketahui keadaannya dari jawaban yang diberikan secara lisan juga.
b.
Tes tertulis, yaitu sejumlah pertanyaan yang diajukan secara tertulis tentang
aspek-aspek yang ingin diketahui keadaannya dari jawaban yang diberikan secara
tertulis juga.
Tes tertulis dibedakan dalam dua bentuk berikut ini:
1. Tes esai (essay
test), yaitu tes yang menghendaki agar testee memberikan jawaban dalam
bentuk uraian atau kalimat-kalimat yang disusun sendiri.
2. Test objektif, adalah suatu tes yang disusun di mana
setiap pertanyaan tes disediakan alternative jawaban yang dapat dipilih. Tes
ini dapat menghasilkan skor yang konstan, tidak tergantung kepada siapapun yang
memberi skor, karena pemberi skor tidak dipengaruhi oleh sikap
subjektivitas. Berikut ini beberapa
bentuk tes objektif:
·
Tes
betul-salah (true false items)
·
Tes
pilihan ganda (multiple choice items)
·
Tes
menjodohkan (matching items)
·
Tes
melengkapi (completion items)
·
Tes
jawaban singkat (short answer items)
Reliabilitas
dan Validitas Instrumen tes
a. Reliabel
Creswell (2012) mengemukakan
bahwa reliabel berarti nilai-nilai dari suatu instrument selalu stabil dan
konsisten. Nilai-nilai seharusnya mendekati sama saat peneliti mengguji
instrument berulang kali dalam waktu yang berbeda. Nilai-nilai juga harus konsisten.
Saat seorang individu menjawab soal yang sama, seseorang harus menjawab secara
konsisten mendekati pertanyaan yang sama.
b. Valid
Creswell (2012) mengemukakan
bahwa validitas menjadi sebuah bukti yang menunjukkan bahwa penafsiran tes
(terhadap nilai tentang konsep atau konstruk yang asumsinya diukur oleh tes)
sesuai dengan tujuan penggunaannya.
No comments:
Post a Comment