A.
Perencanaan
Planning
adalah bahasa inggris yang berasal dari kata plan yang artinya rencana,
rancangan, maksud, atau niat. Merencanakan pada dasarnya menentukan kegiatan
yang hendak di lakukan pada masa depan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengatur
berbagai sumber daya agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan.
Menurut Roger A. Kauffman,
perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan
menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien
dan seefektif mungkin
Perencanaan
merupakan tindakan menetapkan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan,
bagaimana mengerjakannya, dan siapa yang mengerjakannya. Perencanaan sering
juga disebut jembatan yang menghubungkan kesenjangan antara keadaan masa kini
dan keadaaan yang diharapkan terjadi pada masa yang akan datang. Dalam setiap
perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang meskipun dapat dibedakan tetapi
tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain dalam proses perencanaan.
Ketiga kegiatan itu adalah (1) perumusan tujuan yang ingin dicapai; (2)
pemilihan program untuk mencapai tujuan; (3) identifikasi dan pengerahan sumber
yang jumlahnya selalu terbatas.
Perencanaan
yang baik hendaknya memperhatikan sifat-sifat kondisi yang akan datang, dimana
keputusan dan tindakan efektif dilaksanakan. Itulah sebabnya berdasarkan kurun
waktunya dikenal perencanaan tahunan atau rencana jangka pendek (kurang dari 5
tahun), rencana jangka menengah (5 sampai 10 tahun), dan rencana jangka panjang
(di atas 10 tahun).
Dengan
demikian yang dimaksud perencanaan pendidikan adalah keputusan yang diambil
untuk melakukan tindakan selama waktu tertentu agar penyelenggaraan sistem
pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien serta menghasilkan lulusan yang
lebih bermutu dan relefan dengan kebutuhan pembangunan
B.
Jenis-Jenis
Perencanaan.
1. Menurut
besaran atau magnitude, maka perencanaan dapat dibagi dalam:
a. Perencanaan
Makro
Yaitu
perencanaan yang mempunyai telaah nasional, yang menetapkan kebijakan-kebijakan
yang akan ditempuh, tujuan yang ingin dicapai dan cara-cara yang dipakai dalam
mencapai tujuan tersebut. Perencanaan makro berusaha menjawab
pertanyaan-pertenyaan berikut;
· Apakah
tujuan pendidikan;
· Pendekatan
apakah yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut;
· Lembaga
pendidikan apakah yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut;
· Bagaimanakah
seharusnya organisasi pendidikan diatur sehingga menunjang tercapainya tujuan
tersebut;
· Program-program
apakah yang perlu diadakan untuk menunjang tercapainya tujuan tersebut.
· Sumber-sumber
apakah yang dapat dipakai untuk menunjang program-program tersebut.
· Apakah
kriteria keberhasilan usaha pendidikan itu.
Dipandang dari sudut perencanaan
makro, tujuan yang harus dicapai negara adalah pengembangan sistem pendidikan
untuk menghasilkan tenaga pembangunan baik secara kuantitatif (menghasilkan
tenaga yang cukup banyak sesuai dengan kebutuhan pembangunan), maupun
kualitatif (menghasilkan tenaga yang terampil).
b.
Perencanaan Meso.
Kebijaksanaan
yang telah ditetapkan dalam perencanaan makro, kemudian dijabarkan kedalam
program-program yang berskala kecil.pada tingkat ini perencanaan sudah lebih
bersifat operasional disesuaikan dengan departemen atau unit-unit.
c.
Perencanaan Mikro.
Perencanaan
mikro dapat diartikan sebagi perencanaan pada tingkat institusional dan
merupakan penjabaran dari perencanaan tingkat meso. Kekhususan-kekhususan dari
lembaga mendapat perhatian, namun tidak boleh bertentangan dengan apa yang
telah ditetapkan dalam perencanaan makro maupun meso
2. Menurut
tingkatannya
a.
Perencanaan
srategis.
Yakni
perencanaan yang berkaitan dengan penetapan tujuan , pengalokasian
sumber-sumber dalam mencapai tujuan dan kebijakan yang dipakai sebagai pedoman.
Perencanaan sering juga disebut dengan perencanaan normatif karena keputusan
dibuat dengan pertimbangan para perencana.
b.
Perencanaan
managerial.
Yaitu
perencanaan yang ditujukan untuk mengarahkan proses pelaksanaan agar tujuan
dapat dicapai dengan efektif dan efisien.perencanaan ini sudah lebih rinci dan
sudah menggunakan data-data statistik.
c.
Perencanaan
operasional.
Memusatkan
perhatian pada apa yang akan dikerjakan pada tingkat pelaksanaan dilapangan
dari rencana manajerial. Perencanaan ini bersifat spesifik dan berfungsi
memberi petunjuk konkret tentang pelaksanaan suatu proyek atau program.
d.
Menurut
jangka waktunya.
· Perencanaan
jangka pendek.
Yaitu perencanaan tahunan atau
perencanaan yang dibuat untuk dilaksanakan dalam waktu kurang dari 5 tahun.
· Perencanaan
jangka menengah.
Mencakup kurun waktu pelaksanaan 5-10
tahun. Perencanaan ini penjabaran dari rencana jangka panjang.
· Perencanaan
jangka panjang.
Meliputi cakupan waktu 10-25 tahun
C.
Teknik
Perencanaan
Dalam menyusun
perencanaan terdapat beberapa teknik antara lain:
1. Diagram
balok (bar chart)
Diagram ini memberi
gambaran tentang (1) Kegiatan terperinci dari satu proyek, (2) Waktu memulai
setiap kegiatan, (3) Lamanya kegiatan tersebut. Dalam diagram balok ini
terdapat 2 dimensi yaitu vertikal dan
horisontal. Dimensi vertial
menunjukkan tugas atau perincian tugas yang harus dikerjakan,sedangkan dimensi
horisontal menunjukkan waktu, mulai dari yang ditentukan. Akan tetapi diagram
ini memiliki kelemahan yaitu, hubungan ketergantungan tidak ditunjukkan, tidak
dapat diidentifikasi mana kegiatan yang penting (tidak bisa ditunda) .
2. Diagram
milstone.
Disebut
juga diagram struktur perincian kerja. Diagram ini menggambarkan
unsur-unsur-unsur fungsional suatu proyek dengan keterkaitannya secara
fungsional. Struktur ini dibuat berdasarkan pemecahan struktur proyek yang
disusun secara hirarki. Apabila proyek secara keseluruhan dianggap sebagai
suatu sistem, maka proyek itu dibagi menjadi bagian-bagian dari sistem (subsistem).
3. PERT
dan CPM (Network Planning)
PERT(program evaliation and review technique)
yaitu teknik penilaian dan peninjauan program. CPM (Critical path Methode) yaitu metode jalur kritis. Menurut Richard,
PERT diartikan sebagai teknik managemen dalam merencanakan dan mengendalikan
proyek-proyek yang bersifat nonrepetitif (tak terulang). Sedangkan menurut Jerry G. Galack PERT membantu manajer
dalam memecahkan masalah yang bersifat realistis dan menjadi alat yang sangat
penting dalam membuat keputusan. CPM merupakan suatu teknik perencanaan yang
mempunyai data biaya. Perbedaan pokok antara PERT dan CPM adalah terletak pada
penentuan perkiraan waktu dari setiap kegiatan.
PERT
dan CPM sering disebut network karena
melukiskan hubungan kebergantungan dan pengaturan kegiatan yang logis
sekuensial yang membentuk jaringan kerja dari suatu proyek
D.
Anggaran Perencanaan.
Menurut
Koonts (1982) penganggaran (budgeting)
merupakan satu langkah perencanaan dan juga sebagai instrumen perencanaan yang
fundamental. Anggaran dapat diartikan sebagai suatu rencana operasi dari suatu
kegiatan atau proyek yang mengandung perincian pengeluaran biaya untuk suatu
periode tertentu. Selanjutnya, Koonts membatasi bahwa budgenting adalah formulasi perencanaan untuk periode tertentu
dibutuhkan sejumlah dana. Disinilah seorang manajer melaksanakan tugasnya
sebagai pengawas, pembina, dan pengendali kegiatan di lembaga pendidikan yang
dipimpinnya, melalui fungsi evaluasi akan diketahui kelemahan dan kelebihan
semua komponen lembaga yang bersangkutan. Sistem yang diterapkan dalam lembaga
pendidikan, salah satunya, digerakkan oleh ketersediaan sumber dana yang
dimiliki. Oleh sebab itu, tugas manajer berikutnya adalah menganggarkan biaya
pendidikan yang tepat, efektif, dan efisien.
Salah
satu fungsi manajemen adalah menyusun anggaran biaya (budgenting). Oleh karena itu, salah satu tugas manajer adalah
membuat anggaran biaya. Setiap lembaga membutuhkan pembiayaan yang terencana
dengan matang. Oleh karena itu, manajer harus memperhatikan income yang diperoleh sebelum
mengeluarkan dana untuk kegiatan tertentu. Suatu anggaran merupakan rencana
penggunaan sumber-sumber keuangan yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
tepadu.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam fungsi pembiayaan ialah:
1. Perencanaan
tentang jumlah biaya yang diperlukan;
2. Sumber
biaya yang diperoleh atau diusahakan;
3. Mekanisme
penggunaannya;
4. Pelaksanaan
pembiayaan kegiatan;
5. Pola
pembukuan dan pertanggungjawabannya;
6. Pengawasan
Setelah
mengetahui bahwa salah satu tugas manajer adalah melakukan penyusunan anggaran
yang tepat dan sinkron dengan kebutuhan, tugas lainnya dari manajer adalah
melakukan aktualisasi semua kegiatan bagi seluruh bawahannya. Manajer bertugas
menggerakkan, dalam arti mengusahakan agar para pekerja melakukan tugas dan
kewajibannya. Dengan menugaskan para pekerja sesuai dengan keahlian dan
proporsinya maka pelaksanaan rencana dalam aktifitas yang konkret akan terarah
pada tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini manajer bisa menggunakan cara
seperti selalu mengadakan komunikasi, hubungan kemanusiaan yang baik,
kepemimpinan yang efektif, memberikan motivasi, membuat perintah dan instruksi,
serta mengadakan pembinaan dengan meningkatkan sikap dan moral setiap anggota
kelompok. Dengan demikian dalam tugasnya, manajer melakukan hal-hal sebgai
berikut;
1.
Menetapkan langkah awal
pelaksanaan rencana kerja;
2.
Memberikan contoh
tatacara pelaksanaan kerja yang baik;
3.
Memotivasi para pekerja
untuk segera bekerja sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya masing-masing;
4.
Mengomunikasikan
seluruh arah pekerjaan dengan semua unit kerja;
5.
Melakukan pembinaan
yang berkesinambungan kepada para pekerja;
6.
Meningkatkan mutu dan
kualitas kerja;
7.
Melakukan pengwasan
kinerja dan moralitas pekerja.
Perlu
diperhatikan dengan seksama bahwa tugas manajer dalam menggerakkan para pekerja
sebaiknya tidak memaksakan kehendak. Manajer harus menguasai ketrampilan
manusiawinya dengan cara menyelami bakat dan potensi bawahannya, sehinnga
semangat kerja bawahannya tidak menurun, malas bekerja atau mengundurkan diri. Disini juga manajer bertanggung jawab atas
penganggaran biaya. Penganggaran biaya adalah salah satu fungsi manajemen,
selain itu juga melakukan peramalan atau forecasting,
yaitu upaya memprediksi berbagai kemungkinan yang akan terjadi setelah
pelaksanaan kegiatan. Kegiatan meramal atau memperkirakan biasanya didasarkan
pada hasil pengawasan dan evaluasi, sehingga organisasi dapat membuat
perencanaan yang lebih baik dan mempersiapkan alternatif yang akan diambil
dalam suatu keputusan. Disini manajer sebagai pengendali kegiatan sebaiknya
dapat memperkirakan berbagai kemungkinan yang akan terjadi dengan mencari
kemungkinan-kemungkinan yang dapat timbul sehubungan dengan kegiatan yang
sedang dilakukan dengan melihat kinerja organisasi dan proses manajeneral
seluruh kegiatan.
Prediksi
yang dilakukan oleh manajer adalah dengan membaca situasi dan kondisi yang
belum terjadi dengan mempertimbangkan kebiasaan dan pengalaman dimasa
lalu,kemudian membuat rencana baru sebagai antisipasi keadaan yang akan datang.
Seluruh kegiatan yang pernah dilaksanakan sebaiknya dievaluasi kembali. Apabila
dampaknya kurang bermanfaat, kegiatan yang sama tidak perlu dilaksanakan
kembali.
Manajer
yang menjalankan tugas dan fungsinya sebagai peramal dan pandai mempredikisi,
sebaikanya menyusun dan mendiskusikan berbagai indikator yang akan diperkirakan
akan mendukung atau sebagai pendorong kuat pembuatan rencana yang akan datang.
Semua petunjuk ditelaah secara rasional dan ilmiah, sehingga indikator akan
memberikan pelaksanakan kegiatan yang telah direncanakan.
Hasil
prediksi yang rasional akan memperkuat pandangan konsepsional manajemen,
terutama ketikan mempersiapkan berbagai alternatif untuk pengambilan keputusan.
Dengan demikian, seluruh aktivitas organisasi telah diprediksi baik-buruknya,
untung-ruginya, sukses-gagalnya, dan sebagainya.
Berhubungan
dengsn tugas memprediksi tersebut, manager harus menempatkan bawahannya sesuai
dengan kompetensinya. Bawahan harus diposisikan secara proporsional, tidak
sembarangan menetapkan keputusan dalam memosisikan jabatan kepada bawahan,
karena kegagalan dalam melaksanakan kegiatan pendidikan, salah satunya
disebabkan oleh penempatan pegawai yang tidak tepat,bukan ahlinya, kurang
profesional dan lebih mengutamakan unsur-unsur menyimpang dari prinsip
manajemen yang baik, misalnya karena kolusi dan nepotisme
DAFTAR PUSTAKA
Fatah , Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008.
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: PT. Rinika Cipta, 2008.
Hikmat, manajemen pendididkan, Bandung: Pustaka Setia, 2009.
Pidarta , Made, Perencanaan Pendidikan Partisipatori, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005.
No comments:
Post a Comment