Friday, 30 October 2015

Sampel Penelitian


Arti Sampel dan Bagaimana Merencanakan Strategi pengambilan Sampel

I.     Sampel
Sebelum berbicara tentang sampel, ada baiknya kita mengetahui tentang pengertian populasi terlebih dahulu. Populasi adalah keseluruhan obyek  penelitian baik terdiri dari benda yang nyata, abstrak, peristiwa, ataupun gejala yang merupakan sumber data  dan memeliki karakter tertentu dan sama. Sampel adalah bagian populasi yang menjadi objek penelitian, sampel juga merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilki oleh populasi, adapun sampel yang baik adalah sampel yang bersifat representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi. Dua hal yang menjadi kunci agar sampel merupakan representatif dari populasi adalah ukuran dan bias.
Ukuran sampel bisanya di lambangkan dengan “n” adalah besar kecilnya sampel dalam hal jumlah sampel yang diteliti. Semakain besar jumlah/ukuran sampel, maka semakain besar kepastian/ketepatan yng diberikan dibandingkan dengan ukuran yang lebih kecil. Apabila subyek yang diteliti kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 –  25 %, atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari :
a.       Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.
b.      Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyagkut banyak sedikitnya dana.
c.       Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik.
Sedangkan yang dimaksud dengan Bias adalah jika sampel mewakili subgrup yang spesifik dari populasi. Bias sampel dapat terjadi jika :
a.       Sampling dilakukan melalui non random, yaitu jika pemilihan sampel disadari atau tidak terpengaruh oleh pilihan manusia.
b.      Kerangka sampling (seperti daftar, indeks, atau catatan populasi lainnya) yang merupakan dasar pemilihan sampel tidak mencakup populasi sampling secara akurat dan lengkap.
c.       Bagian dari populasi sampling tidak mungkin didapatkan dengan berbagai alasan.
Adapun pengambilan sampel bertujuan untuk :
a.       Mereduksi obyek peyelidikannya
b.      Ingin mengadakan generalisasi dari hasil – hasil penyelidikannya.
c.       Untuk mempersingkat waktu, memperkecil dana ataupun tenaga peneliti.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhy8EXKg3fYLkjoXllgBRj-sO68GQpW39f9XLcrSmyn3PwbRZUdIFFoi58RxVZmV__k4NhQ4VHIrnOl0NFWtMZfmjnCT5wxR7bxDsdzh7UGopiW9BLQcL9PuuHsKDHGFChZbLRhNuDnZ4o/s400/vcc6.jpg
Sampel yang baik mempunyai beberapa karakteristik, antara lain :
a.       Dapat memberikan gambaran yang akurat tentang populasi.
b.      Dapat menentukan presisi (standar error ).
c.       Sederhana sehingga mudah dilaksanakan.
d.      Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya murah.

II.  Bagaimana Merencanakan Strategi Pengambilan Sampel
Adapun strategi yang perlu dipertimbangkan untuk pengambilan sampel antara lain :
a.       Daerah generalisasi
Yang penting di sini adalah menentukan terlebih dahulu luas populasinya sebagi daerah generalisasi, selanjutnya setelah itu barulah sampelnya sebagai daerah penelitiannya.
b.      Penegasan sifat-sifat populasi dan ketegasan batas-batasnya.
Bila luas populernya telah ditetapkan, haruslah segera diikuti penegasan tentang sifat-sifat populasinya. Penegasan ini adalah sangat penting, bila menginginkan adanya validitas dan reliabilitas bagi penelitiannya. Oleh sebab itu hatusnya ditentukan terlebih dahulu luas dan sifat-sifat populasinya, dan memberrikan batas-batas yang tegas, barulah kemudian menentapkan sampelnya.
c.       Sumber-sumber informasi tentang populasi.
Untuk mengetahui ciri-ciri populasi secara terperinci dapat diperoleh melalui bermacam-macam sumber informasi tentang populasi tersebut. Misalnya : sensus penduduk, dokumen-dokumen yangn disusun oleh instansi – instansi dan organisasi-organisasi.
d.      Besar kecilnya sampel
Mengenai berapa besar kecilnya sampel yang harus diambil untuk sebuah penelitian, memang tidak ada ketentuan yang pasti. Winarno Surachmad dalam “Dasar dan Teknik Research Pengatar metodologi Ilmiah”, memberikan pedoman sebagai berikut “Apabila populasi cukup homogen (serba sama), terhadap populasi di bawah 100 dapt dipergunakan sampel sebesar 50%, diatas 1.000 sebesar 15%. Memang seyogyanya jumlah sampel itu harus lebih banyak daripada sedikit/kurang. (Over sampling is always better than under sampling).

e.       Menentapkan teknik sampling
Harus disadari bersama bahwa didalam masalh sampel ada yanng disebut: biased Sampel : yaitu sampel yang tidak mewakili populasi atau disebut juga dengan “sampel yang menyeleweng” sedang pengambilan sampel yang menghasilkan yang menyeleweng disebut : Biased Sampling. Biased Sampling adalah pengambilan sampel yang tidak dari seluruh populasi, tetapi hanya dari salah satu golongan populasi saja, tetapi generalisasinya dikenakan kepada seluruh populasi.
Adapun teknik – teknik sampling antara lain :
 















Sebagai catatan, ada 4 faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan besarnya sampel dalam penelitian :
a.       Derajat keseragaman (degree of homogeneity) dari populasi.
b.      Presisi (Precision)
c.       Banyaknya variabel yang diteliti dan Rencana Analisa.
d.      Tenaga, biaya dan waktu.

Sumber :
1.      Prof. Dr. Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Asdi Mahasatya, cet ke 13, 2006.
2.      Restu Kartiko Widi. Asas Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2010.
3.      Drs. Cholid Narbuko, Drs. H. Abu Achmadi. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Bumi Aksara. 2012.
4.      Prof. J. Supranto, MA, APU. Teknik Sampling. Jakarta : Rinek Cipta. 2007.


No comments:

Post a Comment