Arti Sampel dan Bagaimana Merencanakan Strategi
pengambilan Sampel
I.
Sampel
Sebelum berbicara tentang sampel, ada baiknya
kita mengetahui tentang pengertian populasi terlebih dahulu. Populasi adalah
keseluruhan obyek penelitian baik
terdiri dari benda yang nyata, abstrak, peristiwa, ataupun gejala yang
merupakan sumber data dan memeliki
karakter tertentu dan sama. Sampel adalah bagian populasi yang menjadi objek
penelitian, sampel juga merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimilki oleh populasi, adapun sampel yang baik adalah sampel yang bersifat
representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi. Dua hal
yang menjadi kunci agar sampel merupakan representatif dari populasi adalah
ukuran dan bias.
Ukuran sampel bisanya di lambangkan dengan
“n” adalah besar kecilnya sampel dalam hal jumlah sampel yang diteliti.
Semakain besar jumlah/ukuran sampel, maka semakain besar kepastian/ketepatan
yng diberikan dibandingkan dengan ukuran yang lebih kecil. Apabila subyek yang
diteliti kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subyeknya besar dapat
diambil antara 10 – 15 % atau 20 – 25 %,
atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari :
a.
Kemampuan peneliti dilihat dari
waktu, tenaga dan dana.
b.
Sempit luasnya wilayah pengamatan
dari setiap subjek, karena hal ini menyagkut banyak sedikitnya dana.
c.
Besar kecilnya resiko yang
ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar tentu saja jika
sampel besar, hasilnya akan lebih baik.
Sedangkan yang dimaksud dengan Bias adalah
jika sampel mewakili subgrup yang spesifik dari populasi. Bias sampel dapat
terjadi jika :
a.
Sampling dilakukan melalui non
random, yaitu jika pemilihan sampel disadari atau tidak terpengaruh oleh
pilihan manusia.
b.
Kerangka sampling (seperti daftar,
indeks, atau catatan populasi lainnya) yang merupakan dasar pemilihan sampel
tidak mencakup populasi sampling secara akurat dan lengkap.
c.
Bagian dari populasi sampling
tidak mungkin didapatkan dengan berbagai alasan.
Adapun pengambilan sampel bertujuan untuk :
a.
Mereduksi obyek peyelidikannya
b.
Ingin mengadakan generalisasi dari
hasil – hasil penyelidikannya.
c.
Untuk mempersingkat waktu, memperkecil
dana ataupun tenaga peneliti.

Sampel yang baik mempunyai beberapa
karakteristik, antara lain :
a.
Dapat memberikan gambaran yang
akurat tentang populasi.
b.
Dapat menentukan presisi (standar
error ).
c.
Sederhana sehingga mudah
dilaksanakan.
d.
Dapat memberikan keterangan
sebanyak mungkin dengan biaya murah.
II.
Bagaimana Merencanakan Strategi
Pengambilan Sampel
Adapun strategi yang perlu dipertimbangkan
untuk pengambilan sampel antara lain :
a.
Daerah generalisasi
Yang penting di sini adalah menentukan terlebih dahulu
luas populasinya sebagi daerah generalisasi, selanjutnya setelah itu barulah
sampelnya sebagai daerah penelitiannya.
b.
Penegasan sifat-sifat populasi dan
ketegasan batas-batasnya.
Bila luas populernya telah
ditetapkan, haruslah segera diikuti penegasan tentang sifat-sifat populasinya.
Penegasan ini adalah sangat penting, bila menginginkan adanya validitas dan
reliabilitas bagi penelitiannya. Oleh sebab itu hatusnya ditentukan terlebih
dahulu luas dan sifat-sifat populasinya, dan memberrikan batas-batas yang
tegas, barulah kemudian menentapkan sampelnya.
c.
Sumber-sumber informasi tentang
populasi.
Untuk mengetahui ciri-ciri populasi
secara terperinci dapat diperoleh melalui bermacam-macam sumber informasi
tentang populasi tersebut. Misalnya : sensus penduduk, dokumen-dokumen yangn
disusun oleh instansi – instansi dan organisasi-organisasi.
d.
Besar kecilnya sampel
Mengenai berapa besar kecilnya
sampel yang harus diambil untuk sebuah penelitian, memang tidak ada ketentuan
yang pasti. Winarno Surachmad dalam “Dasar dan Teknik Research Pengatar
metodologi Ilmiah”, memberikan pedoman sebagai berikut “Apabila populasi cukup
homogen (serba sama), terhadap populasi di bawah 100 dapt dipergunakan sampel
sebesar 50%, diatas 1.000 sebesar 15%. Memang seyogyanya jumlah sampel itu
harus lebih banyak daripada sedikit/kurang. (Over sampling is always better
than under sampling).
e.
Menentapkan teknik sampling
Harus disadari bersama bahwa didalam
masalh sampel ada yanng disebut: biased Sampel : yaitu sampel yang tidak
mewakili populasi atau disebut juga dengan “sampel yang menyeleweng” sedang
pengambilan sampel yang menghasilkan yang menyeleweng disebut : Biased
Sampling. Biased Sampling adalah pengambilan sampel yang tidak dari seluruh
populasi, tetapi hanya dari salah satu golongan populasi saja, tetapi
generalisasinya dikenakan kepada seluruh populasi.
Adapun teknik – teknik sampling antara lain :

Sebagai catatan, ada 4 faktor yang harus
dipertimbangkan dalam menentukan besarnya sampel dalam penelitian :
a.
Derajat keseragaman (degree of
homogeneity) dari populasi.
b.
Presisi (Precision)
c.
Banyaknya variabel yang diteliti dan
Rencana Analisa.
d.
Tenaga, biaya dan waktu.
Sumber :
1.
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto.
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Asdi Mahasatya, cet
ke 13, 2006.
2.
Restu Kartiko Widi. Asas
Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2010.
3.
Drs. Cholid Narbuko, Drs. H. Abu
Achmadi. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Bumi Aksara. 2012.
4.
Prof. J. Supranto, MA, APU. Teknik
Sampling. Jakarta : Rinek Cipta. 2007.
No comments:
Post a Comment