A.
organisasi
dan pengorganisasian
Organisasi
(organization) dengan pengorganisasian (Organizing) memiliki pengertian yang
berbeda. Organisasi berasal dari bahasa latin, organum yang berarti alat, bagian, anggota badan.
Adapun
beberapa pendapat dari para ahli mengenai organisasi sebagai berikut :
a. Prof.
DR.S.P.Siagian
Organisasi adalah
setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerjasama untuk
tujuan bersama dan terikat secara formal dalam persekutuan. Dalam hal ini
selalu terdapat hubungan antara seorang atau kelompok yang disebut pimpinan dan
seorang atau kelompok orang yang disebut bawahan.
b. Luther
gulick
Organisasi adalah alat
saling hubungan satuan-satuan kerja yang memberikan mereka kepada orang-orang
yang ditempatkan dalam struktur wewenang, sehingga pekerjaan dapat
dikoordinasikan oleh perintah para atasan kepada pasra bawahan yang menjangkau
dari puncak sampai ke bawah dalam keseluruhan badan usaha.
c. Edgar
Schein
Organisasi adalah
koordinasi yang rasional dari aktivitas-aktivitas sejumlah orang untuk mencapai
beberapa tujuan yang jelas, melalui pembagian kerja dan fungsi, melalui jenjang
wewenang dan tanggung jawab.
Meskipun para
ahli memberikan definisi berbeda-beda tentang organiasi, namun intisarinya sama
yaitu bahwa organisasi merupakan proses kerja sama dua orang atau lebih untuk
mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efesien. Definisi ini bersifat
umum dan berlaku bagi semua organisasi termasuk organisasi pendidikan.
Sedangkan pengorganisasian (organizing)
berasali kata organize, yang berarti menciptakan struktur dengan bagian-bagian
yang diintegrasikan sedemikian rupa. Pengorganisasian menurut Handoko (2003)
ialah 1) penentuan sumberdaya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan organisai;2) proses perancangan dan pengembaangan suatu organisasi yang
akan dapat membawa hal-hal tersebut kearah tujuan;3) penugasan tanggungjawab
tertentu;4) pendelegasian wewenang yang diperlakukan kepada individu-individu
untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Ditambahkan pula oleh Handoko (2003)
pengorganisasian ialah pengaturan kerja bersama sumberdaya keuangan, fisik, dan
manusia dalam organisasi.
Pengorganisasian adalah fungsi manajemen
dan merupakan suatu proses yang dinamis, sedangkan organisasi merupakan alat
atau wadah yang statis. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah tempat
manajer melakukan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Hasil dari pengorganisasian adalah organisasi. Pengorganisasian diproses oleh
organisator (manajer), hasilnya organisasi yang sifatnya statis. Jika
pengorganisasian baik maka organisasi pun akan baik dan tujuan pun relative
mudah dicapai.
B.
Struktur
organisasi
Dalam
suatu organisasi diperlukan kerangka yang berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan
kerjasama. Kerangka kerjasama itu disebut struktur.
Struktur
organisasi menuru Scott merupaka upaya mempermudah hubungan antar individu
dengan kelompok untuk mencapai tujuan. Miles berpendapat bahwa struktur
organisasi hanya menggambarkan organisasi dari aspek pengendalian atau
pengenalan bagian-bagian yang ada didalamnya.
Dari beberapa
pengertian diatas, kita dapat melihat bahwa dalam praktek struktur dapat
mempengaruhi perilaku setiap anggota maupun kelompok dalam organisasi. Jalannya
organisasi berpedoman pad struktur organisasi, sehingga semua anggota
organisasi tunduk dan patuh terhadap apa yang telah ditetapkan. Dengan demikian
struktur organisasi menjamin organisasi berjalan secara relative stabil.
Menurut Stoner (1986) struktur
organisasi dibangun oleh lima unsur, yaitu:
1. Spesialisasi aktivitas
mengacu pada spesifikasi tugas perorangan dan kelompok di seluruh organisasi
atau pembagian kerja dan penyatuan tugas tersebut kedalam unit kerja
(departementalisasi)
2. Standar aktivitas
merupakan prosedur yang digunakkan organisasi untuk menjamin layak gunaan
(predictability) aktivitas. Banyak dari prosedur ini ditetapkan dengan
memformulasikan aktivitas dan hubungan dalam organisasi. Menstandardisasi
berarti menjadikan seragam dan konsisten pekerjaan yang harus dilakukan
bawahan, biasanya dengan menggunakan peraturan, uraian jabatan, dan progam
seleksi, orientasi kerja, keterampilan kerja.
3. Koordinasi aktivitas adalah
prosedur yang memadukan fungsi-fungsi dalam organisasi, seperti fungsai primer
dalam suatu badan usaha, pemasaran, produksi dan penjualan merupakan fungsi
garis yang secara langsung menyumbangkan pada pencapaian tujuan organisasi
merupakan koordinasi.
4. Sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan mengacu
pada lokasi kekuasaan pengambilan keputusan. Sentralisasi adalah proses konsentrasi
wewenang dan pengambilan keputusan pada tingkat atas pada suatu organisasi.
Sentralisasai dilakukan agar diperoleh manfaat ekonomi dan pengendalian
berbagai hal berdasarkan kebijakan, prosedur dan pemantauan yang
distandardisasikan. Bawahan semata-mata sebagai pelaksana. Keuntungan system
sentralisai antara lain pengaturan yang sama bagi semua unit dalam organisasi.
Kelemahannya, bawahan tidak berkembang dan putusan oleh atasan menyita waktu
lama, terlebih jika data ada pada bawahan. Untuk mengatasi hal itu, dilakukan
pendelegasian wewenang pada setiap tingkat organisasi , yang disebut
disentralisasi.
5. Ukuran unit kerja mengacu
pada jumlah pegawai dalam suatu jumlah pegawai dalam suatu kelompok kerja.
C.
Proses
pengorganisasian
Ernest Dale(Stoner,1986) memberikan
pengorganisasian sebagai sebuah proses yang berlangkah jamak. Proses
pengorganisasian itu digambarkan sebagai barikut;
1.
Pemerincian pekerjaan
2.
Pembagian kerja
3.
Penyatuan pekerjaan
4.
Koordinasi pekerjaan
5.
Monitoring dan reorganisasi
Tahap
pertama yang harus dilakukan dalam merinci pekerjaan adalah menentukan
tugas-tugas apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.
Tahap
kedua, membagi seluruh beban kerja menjadi kegiatan-kegiatan yang dapat
dilaksanakan oleh perseorangan atau perkelompok. Di sini perlu di perhatikan
bahwa orang- orang yang akan diserahi
tugas harus didasarkan pada kualifikasi, tidak dibebeni terlalu berat dan juga
tidak terlalu ringan.
Tahap
ketiga, menggabungkan pekerjaan para anggota dengan cara yang rasional, efisien.
Pengelompokan tugas yang saling berkaitan, jika organisasi sudah membesar atau
kompleks. Penyatuan kerja ini biasanya disebut deprtemen talisasi.
Tahap
keempat, menetapkan mekanisme kerja untuk mengkoordinasikan pekerjaan dalam
satu kesatuan yang harmonis. Pada saat setiap orang dan setiap bagian
melaksanakan pekerjaan atau aktivitas, kemungkinan timbul konflik diantara
anggota, dan mekanisme pengkoordinasian memungkinkan setiap anggota organisasi
untuk teteg kerja efektif.
Tahap
kelima, melakukan monitoring dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk
mempertahankan dan meningkatkan efektivitas. Karena pengorganisasian merupakan
suatu proses yang berkelanjutan, diperlukan penilaian ulang terhadap keempat
langkah sebelumnya secara terprogram atau berkala, untuk menjamin konsistensi,
efektif, dan efisien dalam memenuhi kebutuhan.
D. Keefektifan organisasi
Organissi
dinyatakan efektif apabila tujuan anggota organisasi dan tujuan organisasi
tercapai sesuai atau diatas target yang telah ditetapkan. Artinya baik
pelanggan internal maupun pihak pelanggan eksternal organisasi merasa puas.
Keberhasilan
organisasi dalam menghadapi persaingan global ditentukan oleh seberapa jauh
organisasi memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif. Keunggulan itu dapat
tercapai jika dalam organisasi terdapat adanya sebuah kerja sama. Ibarat seikat
sapu lidi, jika lidi itu bekerja sendiri-sendiri maka hasilnya akan lebih
sedikit dibandingkan kalau diikat bersama-sama. Jika lidi itu disatukan menjadi
sebuah sapu maka akan sulit dipatahkan. Begitu juga dengan suatu organisasi
perlu adanya suatu kerja sama yang baik sehingga tercipta suatu efektivitas
kelompok.
Organisasi
sengaja menciptakan kelompok- kelompok di dalamnya untuk mempermudah pencapaian
tujuan. Kelompok jenis ini disebut sebagai kelompok formal, baik itu kelompok
tugas maupun kelompok komando. Di samping itu kebutuhan manusia tidak akan
terpenuhi dengan menjadi anggota kelompok untuk membentuk suatu kelompok yang
tidak ada hubungannya dengan tujuan organisasi. Banyak alas an mengapa orang
membentuk kelompok, baik kelompok formal maupun kelompok informal. Alas an
ersebut adalah karena kebutuhan, alas an ekonomi, kesamaan tujuan, kedekatan
dan daya tarik.
Efektifitas
kelompok sangat bergantung pada sudut pandang, apakah kelompok itu efektif bagi
individu dalam kelompok, atau kelompok itu efektif untuk kepentingan organisasi. Dilihat dari
kepentingan organisasi efektifitas organisasi sangat bergantung pada seberapa
jauh pimpinan atau manajer mampu mengelola bawahannya.
Ukuran
efektifitas kelompok sangat bervariasi, antara lain:
1.
Produktivitas (hasil)
2.
Derajat kepuasan
3.
Kreativitas
4.
Intensitas emosi
Masalah
pengukuran efektifitas kelompok disulitkan juga oleh kenyataan bahwa
efektifitas itu sendiri dari kelmpok apa saja merupakan variable yang
multidimensional. Tiap anggota kelompok mempunyai kepuasan keinginan yang
berbeda-beda satu sama lain, walaupun berada dalam satu kelompok. Satu kelompok
dapat efektif terhadap anggota lainnya.
Efektifitas
kelompok kerja sering diukur dari sdut produktivitasnya. Ukuran-ukuran
produktivitas demikian dapat menguntungkan majikan kelompok itu sendiri, tapi
kadang-kadang merugikan anggota-anggota kelompok itu sendiri.ialah
Salah satu hal
yang penting dalam pengukuran efektifitas kelompok kita harus selalu bertanya
pada diri kita “kolompok efektif untuk siapa?”. Dengan pertanyaan ini kita
menekankan bahwa minat dalam mempelajari kelompok bersumber pada perhatian kita
tentang bagaimana individu itu dalam kelompok.
No comments:
Post a Comment