A.
Pengertian
Personal Construct
George Kelly merupakan tokoh pencetus teori personal construct. Kelly berpendapat bahwa perilaku dibentuk
semata – mata oleh lingkungan, yaitu realitas. Kelly percaya bahwa alam semesta
bersifat riil namun pribadi yang berbeda akan memahaminya dengan cara yang berbeda. Karena itu
konstrak pribadi (personal construct) manusia, atau cara menginterpretasikan
dan menjelaskan peristiwa – peristiwa menjadi kunci untuk memprediksi perilaku
manusia itu sendiri.
Teori konstrak pribadi tidak berusaha menjelaskan ke alam. Lebih tepatnya
adalah teori tentang konstraksi manusia dalam menyikapai kejadian dan
peristiwa. Teori
konstruk menekankan keterkaitan antara bagian-bagian fungsi individu, yaitu
adanya penafsiran tingkah laku. Menurut teori konstruk Kelly, kepribadian
individu terdiri dari konstruk sistem. Seseorang menggunakan konstruk untuk
menginterpretasikan dunia dan mengantisipasi peristiwa. Sehubungan dengan hal
tersebut, apabila ingin mengetahui pribadi seseorang, maka perlu diketahui
bagaimana dia mengkonstruk dunianya
B.
Postulat Dasar Personal
Construct
Teori konstrak pribadi dirumuskan dalam
suatu postulat fundamental. Postulat Kelly berbunyi “proses – proses
pribadi yang saling berkaitan secara psikologis, yang melaluinya manusia
memilih cara – cara mengantisipasi kejadian – kejadian”. Dengan kata lain,
perilaku (pikiran dan tindakan) diarahkan oleh cara mereka melihat masa depan.
Kelly menjelaskan asumsi fundamental ini
dengan mengidentifikasi istilah – istilah kuncinya. Pertama,
frasa proses – proses pribadi mengacu kepada makhluk manusia
yang hidup, berubah, dan bergerak.
C.
Faktor pendukung
postulat dasar kelly
Kelly mengusulkan 11
konsekuensi pendukung, yang kesemuanya dapat disimpulkan dari postulat dasar
itu sendiri.
1. Kemiripan
Peristiwa-peristiwa
Tidak ada dua kejadian yang sama persis namun, terdapat beberapa
kejadian mirip agar bisa dipahami sebagai hal yang sama. Konsekuensi
pengontraksian didefinisikan sebagai “antisipasi
terhadap kejadian-kejadian dengan memahami replikasinya (perulangannya)”.
Definisi ini menekankan pengertian bahwa manusia memahami atau
menginterprestasikan kejadian masa depan sesuai tema yang terus berulang.
2. Perbedaan-perbedaan
Manusia
“Manusia berbeda satu sama lain dalam
konstraksi mereka terhadap kejadian-kejadian”. Kelly menyebut perbedaan
individual ini konsekuensi
individualitas (individuality
corollary). Karena manusia memiliki gudang pengalaman yang berbeda-beda,
mereka pun memahami peristiwa yang sama secara berbeda.
3. Hubungan
Konstrak-konstrak
Konsekuensi
ketiga disebut konsekuensi
pengorganisasian (organization
corollary), menekankan hubungan antara konstrak dan kondisi di mana manusia
“bergerak sesuai karakternya demi
kenyamanan (mereka) dengan mengantisipasi kejadian-kejadian, sebuah sistem
konstraksi yang mencakup hubungan hierarkis di antara konstrak-konstrak”
4. Dikotomi
Konstrak-konstrak
Konsekuensi
dikotomi (dichotomy corollary) menyatakan bahwa “sistem konstrak I disusun dari sejumlah
konstrak dikotomi”. Kelly menyatakan bahwa sebuah konstrak
terdiri atas proposisi ini-atau-itu(either-or) __ hitam atau putih, tidak ada abu-abu. Untuk bisa
membentuk sebuah konstrak, manusia harus sanggup melihat kemiripan di antara kejadian-kejadian,
selain juga sanggup mempertentangkan kejadian-kejadian itu dengan kutub yang
sebaliknya.
5. Pilihan
Dikotomi-dikotomi
Postulat
kelima disebut konsekuensi pilihan (choice corollary), dengan rumusan: manusia memilih bagi dirinya sendiri sebuah
alternative dalam bentuk konstrak dikotomis yang melaluinya mereka dapat
mengantisipasi kemungkinan bagi perluasan dan pendefinisian konstrak-konstrak
di masa depan.
6. Jangkauan Kesesuaian
Konsep
Kelly tentang konsekuensi jangkauan
(range corollary) menyatakan bahwa
konstrak pribadi bersifat terbatas dan tidak relevan untuk segala sesuatu,
didefinisikan sebagai berikut: “Sebuah
konstrak sesuai untuk mengantisipasi jangkauan tertentu terhadap suatu
kejadian”. Artinya, sebuah konstrak terbatas hanya kepada jangkauan kesesuaian tertentu.
Konsekuensi jangkauan mendorong Kelly untuk membedakan antara konsep dan
konstrak. Konsep mencakup semua elemen yang memiliki sifat umum, menghilangkan
semua elemen yang tidak memiliki sifat tersebut.
7. Pengalaman dan
Pembelajaran
Konsekuensi pengalaman (experience corollary) didefinisikan sebagai:”Sistem konstrak pribadi beragam sesuai cara manusia memahami secara
berturut-turut replikasi kejadian-kejadian”. Pengalaman terdiri atas
pemahaman berturut-turut kejadian-kejadian. Namun kejadian sendiri bukan
penyusun pengalaman baru bermakna jika kita menganggapnya sudah mengubah hidup
kita.
8. Adaptasi terhadap
Pengalaman
Kosekuensi modulasi (modulation corollary) didefinisikan: “Variasi dalam sistem konstrak
pribadi ditentukan oleh kemampuan peresapanya, melauinya jangkauan kesesuaian
varian-variannya berbeda”. Konsekuensi ini mengikuti sekaligus mengembangkan
konsekuensi pengalaman.
9. Konstrak-Konstrak yang
Tidak Sesuai
Meskipun
Kelly mengasumsikan stabilitas atau konsistensi menyeluruh terhadap sistem
konstrak pribadi namun, konsepnya tentang konsekuensi
fragmentasi (fragmentation corellary)
justru mengakibatkan ketidaksesuaian elemen-elemen tertentu. “kita mungkin sudah berhasil menggunakan beragam
subsistem konstraktif yang sebenarnya tidak bersesuaian satu sama lain”.
10. Kemiripan-kemiripan di antara Manusia
Meskipun
konsekuensi pendukung yang kedua dari Kelly mengasumsikan perbedaan manusia
satu sama lain namun, konsepnya tentang konsekuensi
keumumman (commonality corollary)
justru mengasumsikan kemiripan di antara mereka. Definisi ringkas konsekuensi
keumuman Kelly: “Apabila manusia
menggunakan sebuah konstraksi terhadap pengalaman yang mirip dengan yang
digunakan orang lain, maka proses-proses psikologis keduanya bisa dipastikan
mirip juga” ().
11. Proses-proses Sosial
“Manusia
melekat kepada kelompok budaya yang sama bukan hanya karena perilaku mereka
sama, atau karena mereka mengharapkan hal-hal yang sama, tetapi khususnya
karena mereka memahami pengalaman dengan cara yang sama”. Konsekuensi pendukung
terakhir Kelly, konsekuensi kesosialan
(sociality corollary), bisa diringkas
menjadi definisi berikut: ketika manusia
dapat memahami secara akurat sistem keyakinan orang lain, bisa jadi mereka juga
berperan utama dalam proses-proses sosial yang melibatkan orang-orang tersebut.
No comments:
Post a Comment