Saturday, 31 October 2015

PERSONAL CONSTRUCT


A.    Pengertian Personal Construct
George Kelly merupakan tokoh pencetus teori personal construct. Kelly berpendapat bahwa perilaku dibentuk semata – mata oleh lingkungan, yaitu realitas. Kelly percaya bahwa alam semesta bersifat riil namun pribadi yang berbeda akan memahaminya dengan cara yang berbeda. Karena itu konstrak pribadi (personal construct) manusia, atau cara menginterpretasikan dan menjelaskan peristiwa – peristiwa menjadi kunci untuk memprediksi perilaku manusia itu sendiri.
Teori konstrak pribadi tidak berusaha menjelaskan ke alam. Lebih tepatnya adalah teori tentang konstraksi manusia dalam menyikapai kejadian dan peristiwa. Teori konstruk menekankan keterkaitan antara bagian-bagian fungsi individu, yaitu adanya penafsiran tingkah laku. Menurut teori konstruk Kelly, kepribadian individu terdiri dari konstruk sistem. Seseorang menggunakan konstruk untuk menginterpretasikan dunia dan mengantisipasi peristiwa. Sehubungan dengan hal tersebut, apabila ingin mengetahui pribadi seseorang, maka perlu diketahui bagaimana dia mengkonstruk dunianya
B.     Postulat Dasar Personal Construct
Teori konstrak pribadi dirumuskan dalam suatu postulat fundamental. Postulat Kelly berbunyi “proses – proses pribadi yang saling berkaitan secara psikologis, yang melaluinya manusia memilih cara – cara mengantisipasi kejadian – kejadian”. Dengan kata lain, perilaku (pikiran dan tindakan) diarahkan oleh cara mereka melihat masa depan.
Kelly menjelaskan asumsi fundamental ini dengan mengidentifikasi istilah – istilah kuncinya. Pertama, frasa proses – proses pribadi mengacu kepada makhluk manusia yang hidup, berubah, dan bergerak.
C.    Faktor pendukung postulat dasar kelly
Kelly mengusulkan 11 konsekuensi pendukung, yang kesemuanya dapat disimpulkan dari postulat dasar itu sendiri.
1.      Kemiripan Peristiwa-peristiwa
Tidak ada dua kejadian yang sama persis namun, terdapat beberapa kejadian mirip agar bisa dipahami sebagai hal yang sama. Konsekuensi pengontraksian didefinisikan sebagai “antisipasi terhadap kejadian-kejadian dengan memahami replikasinya (perulangannya)”. Definisi ini menekankan pengertian bahwa manusia memahami atau menginterprestasikan kejadian masa depan sesuai tema yang terus berulang.
2.      Perbedaan-perbedaan Manusia
        “Manusia berbeda satu sama lain dalam konstraksi mereka terhadap kejadian-kejadian”. Kelly menyebut perbedaan individual ini konsekuensi individualitas (individuality corollary). Karena manusia memiliki gudang pengalaman yang berbeda-beda, mereka pun memahami peristiwa yang sama secara berbeda.
3.      Hubungan Konstrak-konstrak
Konsekuensi ketiga disebut konsekuensi pengorganisasian (organization corollary), menekankan hubungan antara konstrak dan kondisi di mana manusia “bergerak sesuai karakternya demi kenyamanan (mereka) dengan mengantisipasi kejadian-kejadian, sebuah sistem konstraksi yang mencakup hubungan hierarkis di antara konstrak-konstrak
4.      Dikotomi Konstrak-konstrak
Konsekuensi dikotomi (dichotomy corollary) menyatakan bahwa “sistem konstrak I disusun dari sejumlah konstrak dikotomi”. Kelly menyatakan bahwa sebuah konstrak terdiri atas proposisi ini-atau-itu(either-or) __ hitam atau putih, tidak ada abu-abu. Untuk bisa membentuk sebuah konstrak, manusia harus sanggup melihat kemiripan di antara kejadian-kejadian, selain juga sanggup mempertentangkan kejadian-kejadian itu dengan kutub yang sebaliknya.
5.      Pilihan Dikotomi-dikotomi
Postulat kelima disebut konsekuensi pilihan (choice corollary), dengan rumusan: manusia memilih bagi dirinya sendiri sebuah alternative dalam bentuk konstrak dikotomis yang melaluinya mereka dapat mengantisipasi kemungkinan bagi perluasan dan pendefinisian konstrak-konstrak di masa depan.
6.      Jangkauan Kesesuaian
Konsep Kelly tentang konsekuensi jangkauan (range corollary) menyatakan bahwa konstrak pribadi bersifat terbatas dan tidak relevan untuk segala sesuatu, didefinisikan sebagai berikut: “Sebuah konstrak sesuai untuk mengantisipasi jangkauan tertentu terhadap suatu kejadian”. Artinya, sebuah konstrak terbatas hanya kepada jangkauan kesesuaian tertentu. Konsekuensi jangkauan mendorong Kelly untuk membedakan antara konsep dan konstrak. Konsep mencakup semua elemen yang memiliki sifat umum, menghilangkan semua elemen yang tidak memiliki sifat tersebut.
7.      Pengalaman dan Pembelajaran
Konsekuensi pengalaman (experience corollary) didefinisikan sebagai:”Sistem konstrak pribadi beragam sesuai cara manusia memahami secara berturut-turut replikasi kejadian-kejadian”. Pengalaman terdiri atas pemahaman berturut-turut kejadian-kejadian. Namun kejadian sendiri bukan penyusun pengalaman baru bermakna jika kita menganggapnya sudah mengubah hidup kita.
8.      Adaptasi terhadap Pengalaman
Kosekuensi modulasi (modulation corollary) didefinisikan: “Variasi dalam sistem konstrak pribadi ditentukan oleh kemampuan peresapanya, melauinya jangkauan kesesuaian varian-variannya berbeda”. Konsekuensi ini mengikuti sekaligus mengembangkan konsekuensi pengalaman.
9.      Konstrak-Konstrak yang Tidak Sesuai
Meskipun Kelly mengasumsikan stabilitas atau konsistensi menyeluruh terhadap sistem konstrak pribadi namun, konsepnya tentang konsekuensi fragmentasi (fragmentation corellary) justru mengakibatkan ketidaksesuaian elemen-elemen tertentu. “kita mungkin sudah berhasil menggunakan beragam subsistem konstraktif yang sebenarnya tidak bersesuaian satu sama lain”.
10.  Kemiripan-kemiripan di antara Manusia
Meskipun konsekuensi pendukung yang kedua dari Kelly mengasumsikan perbedaan manusia satu sama lain namun, konsepnya tentang konsekuensi keumumman (commonality corollary) justru mengasumsikan kemiripan di antara mereka. Definisi ringkas konsekuensi keumuman Kelly: “Apabila manusia menggunakan sebuah konstraksi terhadap pengalaman yang mirip dengan yang digunakan orang lain, maka proses-proses psikologis keduanya bisa dipastikan mirip juga ().


11.  Proses-proses Sosial
“Manusia melekat kepada kelompok budaya yang sama bukan hanya karena perilaku mereka sama, atau karena mereka mengharapkan hal-hal yang sama, tetapi khususnya karena mereka memahami pengalaman dengan cara yang sama”. Konsekuensi pendukung terakhir Kelly, konsekuensi kesosialan (sociality corollary), bisa diringkas menjadi definisi berikut: ketika manusia dapat memahami secara akurat sistem keyakinan orang lain, bisa jadi mereka juga berperan utama dalam proses-proses sosial yang melibatkan orang-orang tersebut.


No comments:

Post a Comment