Saturday, 31 October 2015

Validitas dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif

PENELITIAN KUANTITATIF
A.           Validitas Internal
Validitas internal dinyatakan sebagai variasi yang terjadi pada variabel terikat. Instrumen yang mempunyai validitas internal atau rasional, bila kriteria yang ada dalam instrumen secara teoritis telah mencerminkan apa yang diukur. Jadi, kriterianya ada di dalam instrumen itu. Validitas internal instrumen dikembangkan berdasarkan teori yang relevan. Dalam validitas internal terdapat:
a.              Validitas konstruk (Construct Validity)
Untuk menguji validitas konstruk, kita menggunakan pendapat para ahli. Setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berdasarkan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah kita susun.
b.             Validitas isi (Content Validity)
Pengujian validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen. Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolok ukur dan nomor butir pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator. Untuk menguji validitas butir-butir instrumen, maka setelah dikonsultasikan dengan ahli, diteruskan dengan uji coba instrumen dan dianalisis.
B.            Validitas Eksternal
Validitas eksternal instrumen diuji dengan membandingkan antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan. Instrumen yang memiliki validitas eksternal bila kriteria di dalam instrumen disusun berdasarkan fakta empiris yang ada. Instrumen penelitian yang mempunyai validitas ekternal yang tinggi akan mengakibatkan hasil penelitian mempunyai validitas eksternal yang tinggi pula. Penelitian mempunyai validitas eksternal bila hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada sampel lain dalam populasi yang diteliti.
PENELITIAN KUALITATIF
A.           Uji Kredibilitas
a.              Perpanjangan pengamatan
Dengan perpanjangan pengamatanberarti peneliti kembali ke lapangan untuk melakukan pengamatan dengan sumber data. Biasanya pada tahap awal peneliti memasuki lapangan, peneliti masih dianggap sebagai orang asing dan masih dicurigai sehingga informasi yang diberikan belum lengkap, belum mendalam, dan masih banyak yang dirahasiakan. Dengan perpanjangan pengamatan ini berarti hubungan peneliti dengan narasumber semakin akrab, semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi. Dengan perpanjangan pengamatan ini, peneliti mengecek kembali apakah data yang diberikan selama ini merupakan data yang sudah benar atau belum. Apabila data yang diperoleh belum benar maka peneliti melakukan pengamatan lagi secara intensif dan ekstensif sehingga diperoleh kepastian data yang valid.
Peneliti mengecek kembali apakah data yang telah diberikan selama ini merupakan data yang sudah benar atau tidak. Perpanjangan pengamatan dilakukan tergantung pada kedalaman dan keluasan data. Kedalaman maksudnya peneliti menggali data sampai pada tingkat makna. Keluasan maksudnya banyak sedikitnya informasi yang diperoleh. Kepastian data adalah data yang valid yang sesuai dengan yang terjadi.
b.             Peningkatan ketekunan
Melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkelanjutan. Peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang diperoleh salah atau tidak. Meningkatkan ketekunan dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang yang diamati. Bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalaah dengan membaca berbagai referensi atau hasil penelitian yang terkait dengan temuan yang diteliti. Dengan membaca, maka wawasan peneliti akan semakin luas sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data yang diperoleh itu benar atau tidak.
c.              Triangulasi
Pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi terdiri dari triangulasi sumber, teknik dan waktu. Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi teknik untuk menguji kredibilatas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda (wawancara, observasi ataupun dokumentasi). Bila data yang diperoleh dari beberapa ternik itu menghasilkan data yang  sama, maka data tersebut kredibel. Triangulasi waktu (pagi, siang, sore) memperngaruhi kredibilitas data. Engujian kredibelitas data dapat dilakukan dengan wawancara, observasi atau teknik yang lainnya dalam waktu yang berbeda. Apabila hasil uji yang dilakukan pada waktu yang berbeda menghasilkan data yang sama maka data tersebut kerdibel.
d.             Diskusi dengan teman sejawat
Tujuannya membantu menjaga peneliti untuk tetap jujur. Memberikan suatu awal permulaan dan mengusahakan kesempatan untuk menguji hipotesis. Memberikan kesempatan untuk mengembangkan langkah-langkah dalam desain metodologi yang muncul. Memberikan kesempatan pada peneliti kualitatif untuk merasakan secara mendalam untuk menjernihkan pikiran, emosi dan perasaan yang mungkin sedang mengaburkan pertimbangan.
e.              Analisis kasus negatif
Peneliti mencari data yang berbeda dengan data yang ditemukan. Bila tidak ditemukan data yang berbeda dan bertentangan dengan temuan, berarti data sudah terpercaya.
f.              Ketercukupan referensi
Adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Contoh data hasil wawancara didukung dengan rekaman wawancara. Data tentang interaksi manusia didukung dengan foto sehingga bisa menjadi lebih dipercaya.
g.             Member check
Pengecekan data oleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member chek untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan yang diberikan oleh pemberi data.
B.            Transferability
Transferability merupakan validitas eksternal pada penelitian kuantitatif. Validitas ini menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke dalam situasi lain. Transferability dapat dikatakan berhasil, saat peneliti menulis laporannya dengan jelas, terperinci, dan sistematis sehingga orang lain yang membaca laporan penelitian tersebut memperoleh gambaran dan dapat atau tidak diaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain.


Daftar Pustaka
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuntitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Ghani, Djunaidi & Aaimanshur. Metodologi Penelitian Kualitatif. Ar Ruzz Media.


TUJUAN dan MANFAAT PENELITIAN




A.    Pendahuluan
Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya hasil, sesuatu yang diperoleh setelah penelitian selesai, sesuatu yang  akan dicapai/dituju dalam sebuah penelitian. Tujuan penelitian harus jelas dan tegas, karena tujuan penelitian merupakan suatu indikasi ke arah mana, atau data (informasi) apa yang akan dicapai melalui penelitian. Tujuan penelitian dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang konkret dapat diamati dan dapat diukur.
Rumusan tujuan mengungkapkan keinginan peneliti untuk memperoleh jawaban atas permasalahan penelitian yang diajukan. Oleh karena itu, rumusan tujuan harus relevan dengan identitas masalah yang ditemukan, rumusan masalah dan mencerminkan proses penelitian.  
Rumusan tujuan harus lebih luas daripada sekedar hal yang bermasalah. Jawaban terhadap rumusan masalah dan tujuan penelitian terletak pada kesimpulan penelitian dan membantu mengatasi, memecahkan dan mencegah masalah yang ada pada objek yang diteliti. Kegunaan hasil penelitian terhubung dengan saran-saran yang diajukan setelah kesimpulan.
B.     Tujuan penelitian
Tujuan penelitian adalah aspek-aspek yang ingin diperoleh dalam melakukan penelitian. Oleh karena itu sangat erat kaitannya dengan jenis penelitian yang dilakukan.
Menurut V. Young dalam Scientific Social Survey and Research dapat dipahami bahwa tujuan penelitian adalah:
1.      Menemukan fakta-fakta atau bukti-bukti baru dalam lingkup pendidikan dan menguji fakta-fakta lama. Dengan demikian setiap fakta-fakta yang telah ditemukan, pada waktunya perlu di uji kembali guna memperoleh fakta-fakta yang lebih aktual.
2.      Menganalisa urutan-urutannya, antar hubungan dan penjelasan-penjelasan sebab akibat yang muncul dalam kerangka teoritis yang ada dalam referensi-referensi pendidikan.
3.      Mengembangkan alat-alat, konsep-konsep dan teori-teori ilmiah yang baru dalam bidang pendidikan yang dapat memudahkan validitas dan reliabilitas studi tentang tingkah laku manusia.


Secara ringkas tujuan penelitian adalah :
1.      Untuk mengetahui deskripsi berbagai fenomena alamiah
2.      Untuk menerangkan hubungan antara berbagai kejadian
3.      Untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
4.      Untuk memperlihatkan efek tertentu
Adapun tujuan penelitian dibagi menjadi dua;
a.       Tujuan Umum: tujuan umum merupakan tujuan penelitian secara keseluruhanyang ingin dicapai melalui penelitian.
Contoh: mengetahui hubungan antara kualitas fisik sarana air bersih yang digunakan dengan terjadinya diare di wilayah Kota Samarinda.
b.      Tujuan Khusus: tujuan khusus merupakan penjabaran atau pentahapan tujuan umum, sifatnya lebih operasional dan spesifik. Bila semua tujuan khusus tercapai, maka tujuan umum penelitian juga terpenuhi. Kata-kata operasional dalam tujuan khusus ialah: mengukur, mengidentifikasi, menganalisa, membandingkan, menilai, mengetahui, dll.
Contoh : (1) mengetahui jenis sarana air bersih yang digunakan oleh masyarakat Kota Samarinda (2) mengetahui kondisi/kualitas fisik sarana air bersih yang digunakan oleh masyarakat Samarinda.
Apabila tujuan umum suatu penelitian sudah spesifik maka tidak perlu diuraikan kedalam tujuan khusus, maka tidak perlu adanya tujuan umum dan tujuan khusus, cukup dibuat “tujuan penelitian” saja.
Dengan  memahami masalah dengan baik dan merumuskannya dengan tepat, besar kemungkinan merumuskan tujuan akan dapat dilalui dengan baik pula. Sebaliknya jika masalah yang akan diteliti masih belum jelas, maka akan sulit bagi calon peneliti untuk merumuskan tujuan penelitian yang akan diteliti. Tujuan penelitian sangat besar pengaruhnya terhadap komponen-komponen penelitian lain seperti metode, teknik, instrumen maupun generalisasi yang diperoleh. Ketajaman peneliti dalam merumuskan tujuan penelitian akan sangat mempengaruhi keberhasilan penelitian yang dilaksanakan, karena tujuan penelitian merupakan acuan dan tujuan yang akan dicapai melalui kegiatan penelitian.
Penelitian kependidikan sangat besar artinya bagi pengembangan ilmu pengetahuan secara umum dan teori-teori pendidikan serta sistem pendidikan maupun kepentingan praktis dalam penyelenggaraan pendidikan. Melalui penelitian kependidikan dapat diketahui kelemahan-kelemahan yang ada dalam praktek pendidikan dan bagaimana upaya perbaikannya. Dapat pula diketahui kebijakan-kebijakan apa yang dapat dilakukan untuk suatu lembaga pendidikan tertentu serta teori dan fakta apa yang lebih tepat digunakan untuk masa dan tempat tertentu.
Tujuan penelitian sebaiknya dirumuskan sebagai kalimat pertanyaan yang konkrit dan jelas tentang apa yang akan diuji, dikonfirmasi, dibandingkan, dan dikorelasikan dalam penelitian tersebut.
C.    Manfaat penelitian
Di dalam pengertian suatu penelitian mengandung dua manfaat, yaitu manfaat teoritis dan juga manfaat praktis.
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini bertitik tolak dengan meragukan suatu teori tertentu atau yang disebut dengan penelitian verifikatif. Adanya keraguan terhadap teori itu muncul apabila yang terlibat tidak dapat lagi menjelaskan kejadian-kejadian aktual yang tengah dihadapi. Dilakukannya pengujian atas teori tersebut bisa melalui penelitian secara empiris serta hasilnya dapat menolak ataupun mengukuhkan serta merevisi teori yang berhubungan.
2. Manfaat praktis
Di lain sisi, penelitian juga berguna untuk memecahkan permasalahan praktis. Semua lembaga yang bisa kita jumpai di masyarakat, seperti lembaga pemerintahan ataupun lembaga swasta, sadar akan manfaat tersebut dengan menempatkan suatu penelitian dan juga pengembangan sebagai bagian dari integral organisasi merek.
Jadi kedua manfaat tersebut adalah syarat untuk dilakukannya sebuah penelitian yang mana telah dinyatakan di dalam desain atau rancangan penelitian.
D.    Kesimpulan
Tujuan penelitian adalah aspek-aspek yang ingin diperoleh dalam melakukan penelitian. Oleh karena itu sangat erat kaitannya dengan jenis penelitian yang dilakukan.ujuan penelitian murni akan berbeda dengan penelitian terapan, dan berbeda pula dengan penelitian evaluasi.
Hasil penelitian kependidikan dapt menggambarkan keadaan pendidikan dan kemampuan sumber daya yang ada, kemungkinan pengembangan serta hambatan-hambatan yang dihadapi atau dtemukan dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya di lokai penelitian.


DAFTAR PUSTAKA

  Hartono. Metodologi Penelitian. Pekanbaru : Zanafa. 2011.
 Cik Hasan Bisri & Eva Rufaidah. Model Penelitian Agama dan Dinamika Sosial. Jakarta:Raja Grafindo Persada.2002.
 http://tesis-disertasi.blogspot.com/2008/04/kegunaanmanfaat-penelitian.html diakses pada  tanggal : 19 september 2014  pukul 14:22



PERSONAL CONSTRUCT


A.    Pengertian Personal Construct
George Kelly merupakan tokoh pencetus teori personal construct. Kelly berpendapat bahwa perilaku dibentuk semata – mata oleh lingkungan, yaitu realitas. Kelly percaya bahwa alam semesta bersifat riil namun pribadi yang berbeda akan memahaminya dengan cara yang berbeda. Karena itu konstrak pribadi (personal construct) manusia, atau cara menginterpretasikan dan menjelaskan peristiwa – peristiwa menjadi kunci untuk memprediksi perilaku manusia itu sendiri.
Teori konstrak pribadi tidak berusaha menjelaskan ke alam. Lebih tepatnya adalah teori tentang konstraksi manusia dalam menyikapai kejadian dan peristiwa. Teori konstruk menekankan keterkaitan antara bagian-bagian fungsi individu, yaitu adanya penafsiran tingkah laku. Menurut teori konstruk Kelly, kepribadian individu terdiri dari konstruk sistem. Seseorang menggunakan konstruk untuk menginterpretasikan dunia dan mengantisipasi peristiwa. Sehubungan dengan hal tersebut, apabila ingin mengetahui pribadi seseorang, maka perlu diketahui bagaimana dia mengkonstruk dunianya
B.     Postulat Dasar Personal Construct
Teori konstrak pribadi dirumuskan dalam suatu postulat fundamental. Postulat Kelly berbunyi “proses – proses pribadi yang saling berkaitan secara psikologis, yang melaluinya manusia memilih cara – cara mengantisipasi kejadian – kejadian”. Dengan kata lain, perilaku (pikiran dan tindakan) diarahkan oleh cara mereka melihat masa depan.
Kelly menjelaskan asumsi fundamental ini dengan mengidentifikasi istilah – istilah kuncinya. Pertama, frasa proses – proses pribadi mengacu kepada makhluk manusia yang hidup, berubah, dan bergerak.
C.    Faktor pendukung postulat dasar kelly
Kelly mengusulkan 11 konsekuensi pendukung, yang kesemuanya dapat disimpulkan dari postulat dasar itu sendiri.
1.      Kemiripan Peristiwa-peristiwa
Tidak ada dua kejadian yang sama persis namun, terdapat beberapa kejadian mirip agar bisa dipahami sebagai hal yang sama. Konsekuensi pengontraksian didefinisikan sebagai “antisipasi terhadap kejadian-kejadian dengan memahami replikasinya (perulangannya)”. Definisi ini menekankan pengertian bahwa manusia memahami atau menginterprestasikan kejadian masa depan sesuai tema yang terus berulang.
2.      Perbedaan-perbedaan Manusia
        “Manusia berbeda satu sama lain dalam konstraksi mereka terhadap kejadian-kejadian”. Kelly menyebut perbedaan individual ini konsekuensi individualitas (individuality corollary). Karena manusia memiliki gudang pengalaman yang berbeda-beda, mereka pun memahami peristiwa yang sama secara berbeda.
3.      Hubungan Konstrak-konstrak
Konsekuensi ketiga disebut konsekuensi pengorganisasian (organization corollary), menekankan hubungan antara konstrak dan kondisi di mana manusia “bergerak sesuai karakternya demi kenyamanan (mereka) dengan mengantisipasi kejadian-kejadian, sebuah sistem konstraksi yang mencakup hubungan hierarkis di antara konstrak-konstrak
4.      Dikotomi Konstrak-konstrak
Konsekuensi dikotomi (dichotomy corollary) menyatakan bahwa “sistem konstrak I disusun dari sejumlah konstrak dikotomi”. Kelly menyatakan bahwa sebuah konstrak terdiri atas proposisi ini-atau-itu(either-or) __ hitam atau putih, tidak ada abu-abu. Untuk bisa membentuk sebuah konstrak, manusia harus sanggup melihat kemiripan di antara kejadian-kejadian, selain juga sanggup mempertentangkan kejadian-kejadian itu dengan kutub yang sebaliknya.
5.      Pilihan Dikotomi-dikotomi
Postulat kelima disebut konsekuensi pilihan (choice corollary), dengan rumusan: manusia memilih bagi dirinya sendiri sebuah alternative dalam bentuk konstrak dikotomis yang melaluinya mereka dapat mengantisipasi kemungkinan bagi perluasan dan pendefinisian konstrak-konstrak di masa depan.
6.      Jangkauan Kesesuaian
Konsep Kelly tentang konsekuensi jangkauan (range corollary) menyatakan bahwa konstrak pribadi bersifat terbatas dan tidak relevan untuk segala sesuatu, didefinisikan sebagai berikut: “Sebuah konstrak sesuai untuk mengantisipasi jangkauan tertentu terhadap suatu kejadian”. Artinya, sebuah konstrak terbatas hanya kepada jangkauan kesesuaian tertentu. Konsekuensi jangkauan mendorong Kelly untuk membedakan antara konsep dan konstrak. Konsep mencakup semua elemen yang memiliki sifat umum, menghilangkan semua elemen yang tidak memiliki sifat tersebut.
7.      Pengalaman dan Pembelajaran
Konsekuensi pengalaman (experience corollary) didefinisikan sebagai:”Sistem konstrak pribadi beragam sesuai cara manusia memahami secara berturut-turut replikasi kejadian-kejadian”. Pengalaman terdiri atas pemahaman berturut-turut kejadian-kejadian. Namun kejadian sendiri bukan penyusun pengalaman baru bermakna jika kita menganggapnya sudah mengubah hidup kita.
8.      Adaptasi terhadap Pengalaman
Kosekuensi modulasi (modulation corollary) didefinisikan: “Variasi dalam sistem konstrak pribadi ditentukan oleh kemampuan peresapanya, melauinya jangkauan kesesuaian varian-variannya berbeda”. Konsekuensi ini mengikuti sekaligus mengembangkan konsekuensi pengalaman.
9.      Konstrak-Konstrak yang Tidak Sesuai
Meskipun Kelly mengasumsikan stabilitas atau konsistensi menyeluruh terhadap sistem konstrak pribadi namun, konsepnya tentang konsekuensi fragmentasi (fragmentation corellary) justru mengakibatkan ketidaksesuaian elemen-elemen tertentu. “kita mungkin sudah berhasil menggunakan beragam subsistem konstraktif yang sebenarnya tidak bersesuaian satu sama lain”.
10.  Kemiripan-kemiripan di antara Manusia
Meskipun konsekuensi pendukung yang kedua dari Kelly mengasumsikan perbedaan manusia satu sama lain namun, konsepnya tentang konsekuensi keumumman (commonality corollary) justru mengasumsikan kemiripan di antara mereka. Definisi ringkas konsekuensi keumuman Kelly: “Apabila manusia menggunakan sebuah konstraksi terhadap pengalaman yang mirip dengan yang digunakan orang lain, maka proses-proses psikologis keduanya bisa dipastikan mirip juga ().


11.  Proses-proses Sosial
“Manusia melekat kepada kelompok budaya yang sama bukan hanya karena perilaku mereka sama, atau karena mereka mengharapkan hal-hal yang sama, tetapi khususnya karena mereka memahami pengalaman dengan cara yang sama”. Konsekuensi pendukung terakhir Kelly, konsekuensi kesosialan (sociality corollary), bisa diringkas menjadi definisi berikut: ketika manusia dapat memahami secara akurat sistem keyakinan orang lain, bisa jadi mereka juga berperan utama dalam proses-proses sosial yang melibatkan orang-orang tersebut.


Friday, 30 October 2015

Angket/Kuesioner



I.     Pengertian Angket
     Angket/Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang didistritribusikan melalui pos untuk diisi dan dikembalikan atau dapat juga dijawab di bawah pengewasan peneliti. Responden ditentukan berdasarkan teknik sampling. Angket juga didefinisikan sebagai alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden. Angket disebut juga kuesioner ataupun schedule, tapi meskipun namanya beragam, namun isinya merupakan sebuah set pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian, dan tiap pertanyaan merupakan jawaban–jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis.
     Angket digunakan untuk mendapatkan keterangan dari sampel atau sumber yang beraneka ragam yang lokasinya tersebar di daerah yang luas, sehingga tidak memungkinkan peneliti untuk bertemu secara langsung dengan responden dengan alasan biaya dan waktu. Angket pada umumnya meminta keterangan tentang fakta yang diketahui oleh responden atau juga mengenai pendapat/sikap.
     Angket digunakan bilamana responden mempunyai pengetahuan, kemampuan dan kesediaan untuk menjawabnya. Namun bila responden tidak bersedia untuk menjawabnya karena dianggap membahayakan atau merugikan dirinya maka angket bukan merupakan alat yang ampuh. Demikian juga angket tidak cocok untuk mengetahui hal-hal yang bersifat pribadi, karena ini lebih cocok dengan wawancara.

II.  Jenis-Jenis Angket
     Jenis-jenis angket dibedakan menjadi 2, yaitu :
a.    Berdasarkan sifat jawaban yang diinginkan
     Berdasarkan sifatnya, jenis angket dibagi lagi menjadi 2, antara lain :
1.      Angket Tertutup
      Angket tertutup merupakan angket yang terdiri atas pertanyaan atau pernyataan dengan sejumlah jawaban tertentu sebagai pilihan. Responden mengecek jawaban yang paling sesuai dengan pendiriannya.
Contoh :
a)      Untuk menambah pengalaman dalam bidang praktek, saya mengikuti kursus-kursus.
       a. Sering kali                    b. Sering                  c. Pernah                     d. Tidak pernah
b)      setujukan saudara penggunaan hukuman jasmani dalam pendidikan ?
      a. Ya                                b. Tidak
                                             
Kelebihan dari angket tertutup antara lain :
a.       hasilnya mudah diolah, diberi kode dan diskor, bahkan dapat diolah dengan menggunakan komputer.
b.      Responden tidak perlu menulis/mengekspresikan buah pikirannya dalam bentuk tulisan.
c.       Mengisi angket relatif tidak banyak memerlukan waktu dibandingkan dengan angket terbuka.
d.      Lebih besar harapan bahwa angket itu diisi dan dikembalikan bila angket itu tertutup.

Kekurangan dari angket tertutup, antara lain :
a.       Responden tidak diberi kesempatan memberi jawaban yang tidak tercantum dalam angket itu sehingga ia terpaksa mengecek atau memilih jawaban yang tidak sepenuhnya sesuai dengan pendapatnya.
b.      Responden asal-asalan saja mengecek salah satu alternatif jawaban dikarenakan pertanyaan atau pernyataan yang terlalu panjang sehingga memerlukan banyak waktu untuk menjawabnya.

2.      Angket Terbuka
      Angket terbuka adalah angket yang disajikan dan diisi oleh responden sesuai dengan pendapatnya sendiri.  Bentuk pertanyaan ini jarang digunakan dalam kueisoner, tetapi banyak digunakan dalam interview guide.
Contoh : Tugas-tugas macam apakah yang pada umumnya memberatkan anda dalam mengikuti mata pelajaran matematika?

Kelebihan dari angket terbuka antara lain :
a.       Berguna sekali bila peneliti kurang mengenal sampel.
b.      Item yang terbuka memberi kesempatan untuk memberi kesempatan secara bebas dengan kemungkinan terungkapnya hal-hal yang sebelumnya tak terduga oleh peneliti sehingga memperluas pandangan dan pengertiannya.

Kekurangan dari angket terbuka, antara lain :
a.       Kesulitan dalam pengolahannya, karena jawabannya sukar diberi kode atau diklasifikasikan.
b.      Memerlukan waktu yang banyak untuk mengisinya.
c.       Nilai jawaban angket terbuka mungkin tidak sama karena perbedaan dalam kemampuan mengatakan buah pikiran secara tertulis yang berkaitan dengan taraf pendidikan para responden.

3.      Angket Gabungan
      Angket yang merupakan kombinasi dari angket/kuisioner terbuka dan angket/kuisioner tertutup, dimana alternatif jawaban sudah disediakan tetapi di pihak lain responden juga diberi kebebasan untuk menjawab pertanyaan lain yang diajukan dalam angket/kuisioner tersebut.
Contoh : 
1.      Pernahkah anda mendapat penataran yang menunjang tugas anda mengajar?
2.      Jika pernah berapa kali?
       a. Tidak pernah (langsung pertanyaan berikutnya)
       b. Pernah,  yaitu .... (teruskan ke no. 2)
       Penataran apa saja yang anda ikuti dan berapa lama ?
       a. Materi pelajaran ....................... hari
       b. Metode mengajar .................... Hari
       c. Penggunaan media ................... Hari
       d. Penyusunan alat evaluasi ........ Hari

b.    Berdasarkan administrasi
Angket berdasarkan administrasinya, dibagi menjadi 2, antara lain :
1.      Angket kiriman dengan pos
      Angket dapat dikirim per pos kepada sampel yang telah dipilh, dengan permintaan agar dikembalikan setelah diisi dalam amplop yang telah disediakan lengkap dengan alamat dan perangko disertai instruksi tentang cara mengisinya.

Keuntungan angket kiriman dengan pos, antara lain :
a.       Dapat dikirim ke daerah geografis yang luas.
b.      Dapat dikirimkan kepada sampel yang besar jumlahnya sehingga mempertinggi validitas.
c.       Dapat menghemat waktu dan biaya.
d.      Memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab tanpa kehadiran orang lain, sehingga responden dapat menjawab pertanyaan secara lebih jujur.

Kelemahan angket kiriman dengan pos, antara lain :
a.       Kecilnya jumlah jawaban yang dikembalikan.
b.      Hasil penelitian diragukan karena sampel yang mengembalikan angket mungkin berbeda sekali dengan yang tidak mengembalikannya.
c.       Tidak ada kontrol terhadap pertanyaan yang kurang dipahami atau jawaban yang diselubungi.
d.      Validitas bergantung pada pengetahuan, kemampuan dan kerelaan responden untuk menjawabnya dengan baik dan jujur.
e.       Membutuhkan waktu yang lama.

2.      Angket yang diisi dihadapan peneliti
      Angket yang dapat diisi oleh respondengan dengan kehadiran peneliti atau asistennya. Adapun tempat pengisiannya dapat berada di rumah responden atau tempat lain yang ditentukan sambil ditunggu peneliti sampai selesai diisi.

Keuntungan angket yang diisi di hadapan peneliti, antara lain :
a.       Terjamin bahwa angket seluruhnya akan dikembalikan dalam keadaan terisi.
b.      Peneliti dapat memberi penjelasan bila ada pertanyaan yang kurang dipahami.
Kelemahan angket yang diisi di hadapan peneliti, antara lain :
a.       Membutuhkan banyak waktu dan biaya untuk menemui responden.
b.      Sampel yang diambil tidak representatif, karena hanya mengambil sampel yang dekat saja dan mudah untuk dijangkau.

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk membuat , antara lain :
1.    Jangan gunakan perkataan-perkataan sulit.
2.    Jangan gunakan pertanyaan yang bersifat terlalu umum.
3.    Hindarkan pertanyaan yang bermakna ganda (ambiguous)
4.    Jangan gunaan kata-kata yang samar-samar.
5.    Hindarkan pertanyaan yang mengandung sugesti .
6.    Hindarkan pertanyaan berdasarkan presumasi.
7.    Jangan membuat pertanyaan yang memalukan responden.
8.    Hindarkan pertanyaan yang menghendaki ingatan.


Sumber :
1.      Prof. Dr. S. Nasution, M.A. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta. PT Bumi Aksara. Edisi I, Cet. II : 2007.
2.      Moh. Nazir, Ph.D. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Cet ke 8 : 2013.